Mohon tunggu...
Fery Bastian
Fery Bastian Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mal & Pertokoan Sepi Inikah Penyebabnya?

10 Agustus 2017   12:46 Diperbarui: 10 Agustus 2017   13:44 2644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

 Baru baru ini dikabarkan ramai di dunia maya dan media tv, mal di Glodok dan Mangga dua di Jakarta sepi dan mulai ditinggalkan pembeli.

Ruko yang biasanya ramai kini seperti gedung yang tidak bertuan.

Ternyata tidak hanya di Indonesia,  di Amerika pun beberapa ritel ternama  seperti , J.C. Penney, RadioShack, Macy's, and Sears telah mengumumkan menutup lebih dari 100 gerainya.

Hal ini membuat isu  yang berkembang, bahwa masyarakat dunia termasuk Indonesia daya belinya sedang lesu dan menurun.

Benarkah demikian??

Kalo di Indonesia yang masyarakatnya hobi belanja, tingkat daya beli yang menurun masih diragukan beberapa pakar ekonomi dan finansial.

Para Pakar ini mempunyai beberapa alasan bahwa mal dan pertokoan sepi karena beberapa sebab,

Apakah beberapa faktor yang membuat beberapa Mal dan pertokoan sepi di Jakarta?

Berikut beberapa alasannya:

1. Maraknya E-commerce

Hari gini siapa yang kenal Tokopedia, Lazada dan BukaLapak.

Nah maraknya perdagangan daring dari para pelaku ecommerce dianggap mengambil porsi para pedagang yang ada di ruko atau mal. Kini konsumen tinggal klik aplikasi, pilih barang, pesan barang lalu barang dikirm sampai dirumah. Dibandingkan harus ke mal atau took yang mesti ada proses perjalanan maka masyarakat yang akrab dengan dunia digital kini lebih memilih membeli barang di ecommerce atau dengan online.

2. Pedagang Mendekati Lokasi Konsumen

Beberapa tahun belakangan marak sekali para pedagang mulai membuka toko didekat pemukiman masyarakat dan pinggiran kota Jakarta. Coba perhatikan di lingkungan kita berapa banyak toko baru yang menjual handphone dan assoriesnya, makanan & minuman, atk, fotokopi dan sejenisnya. Kini pola berdagang para pedagang sudah mulai menjemput bola dan mulai mendekati konsumen.

3. Maraknya Minimarket Di Pemukiman

Nah ini juga jadi biang keladinya keliatan Mal dan ruko sepi. Coba liat terutama dipinggiran Jakarta setiap 100-300 meter pasti ada Gerai Alfa & Indomaret. Pertumbuhan duo Minimarket yang massive di tengah masyarakat otomatis menggerus penjulan ritel besar seperti Giant, Lotte , Hypermart dan Carefour.Ini juga yang membuat ritel besar di Jakarta khususnya apalagi yang berada didalam Mal dan pertokoan terlihat sepi pembeli karena pembeli merasa kalau kebutuhan pokok bisa dibeli di minimarket yang dekat rumah.

4. Konsumen Menghemat Konsumsi

Nah ini berlaku buat kaum milenial, kini konsumen milenial lebih tidak konsumtif dalam mengkonsumsi tidak seperti generasi sebelumnya. Kenapa? Karena Kaum milenial ini lebih  cerdas dalam berbelanja dan mementingkan hal hal yang tidak sekunder.Mereka lebih mementingkan rekreasi, pendidikan serta pengetahuan sehingga tipe jenis ini lebih hemat untuk membeli barang konsumsi.

Itulah beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi sepinya Mal & pertokoan di Jakarta.  Mungkin mestinya sih para pebisnis mulai beradaptasi apa yang diinginkan konsumen agar Mal & pertokoan kembali ramai oleh pengunjung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun