Mohon tunggu...
Ferawaty RosintaIndah
Ferawaty RosintaIndah Mohon Tunggu... Guru - Ibu Rumah Tangga

Menanam kembali untuk hasil yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Berkebun "Recehan" saat Pandemi Covid-19

14 April 2020   14:26 Diperbarui: 16 April 2020   14:34 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir sebulan saya di rumah, ini karena Covid-19 yang datang di awal tahun 2020. Dunia dipaksa untuk lebih focus menangani pandemi tersebut, termasuk Indonesia.

Imbasnya semua kegiatan warga negara di luar rumah dibatasi untuk memutus mata rantai penyebarannya. Awalnya saya sangat bahagia karena tiba-tiba libur di tanggal 'Hitam' kalender (guyonan terkabul karena selama ini mencari kalender yang tanggalnya merah semua hehe..). 

Namun libur yang tidak berujung ini lama-lama membuat saya bosan, stress bahkan mengalami Psikosomatik, bagaimana tidak karena pemerintah mengharuskan semua lapisan masyarakat berkegiatann di rumah-sosial distancing-physical distancing dan kini Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB). 

Tidak mudah mengubah kebiasaan seseorang, rutinitas di luar rumah yang telah dilakukan bertahun-tahun mendadak terhenti seperti mobil ngebut harus direm sekaligus, bisa dibayangkan seperti apa kondisi psikologis sebagian besar masyarakat sekarang.

Memasak adalah salah satu cara saya untuk membunuh kebosanan, hal ini membuat saya berbelanja lebih banyak agar intensittas keluar rumah menjadi sedikit, tetapi karena kurang pengalaman dalam teknik penyimpanan meskipun sudah masuk lemari pendingin stok sayuran saya malah banyak yang busuk dan malah sampai ada yang bertunas (Jahe, Kencur,batang sereh dan bawang-bawangan). 

Kesal karena harus belanja kebutuhan harian yang belakangan melambung tinggi, namun saya malah mendapatkan ide untuk bercocok tanam dipelataran rumah yang tidak luas dengan peralatan seadanya.

Saya namakan kegiatan ini 'Berkebun Recehan Ala Covid' , kenapa? karena saya bertanam dengan sayuran dan bumbu rempah yang masih bisa dibeli dengan uang receh tidak seperti bawang Bombay yang sekarang hargaya @Rp. 12.000,-.

1. Menanam Daun Bawang

Dokpri
Dokpri
caranya tidak begitu sulit, saya dapat petujuk dari mesin pencari di dunia maya. pertama sebelum menyimpan daun bawang ke dalam kulkas, potong pangkal pohon 5-10 cm dari akar.

Kemudian rendam akar dengan sediki air selama 1-2 hari sampai tumbuh tunas setelah itu pindahkan ke dalam pot yang berisi tanah dan pupuk. kurang dari sebulan saya sudah bisa menikmati hasilnya. Lumayan bisa untuk campuran telur dadar. berhemat Rp. 1000,-.

2. Bertanam Kencur dan Bawang Putih

Dokpri
Dokpri
Bagi pencinta kuliner yang bernama Seblak, pasti tidak terlepas dari kencur dan bawang putih. jadi jika memiliki tanaman ini di kebun rumah maka setidaknya akan lebih mudah memperolehnya saat membutuhkan. 

Cara menanamnya tidak perlu khawatir, karena Indonesia memiliki tanah yang subur, setidaknya setelah tumbuh tunas seperti digambar, Awal proses pertumbuhannya dengan izin Allah SWT akan berjalan lancar jika tidak terkena sinar matahari secara langsung. (cara ini bisa juga untuk menanam Jahe dan Kunyit).

3. Menanam Cabe

Dokpri
Dokpri
Sebenarnya saya bisa saja membeli bibit cabe yang bagus dan langsung tanam. Namun saya harus memanfaatkan sayuran yang tidak terpakai maka dari itu saya harus meredam dengan air hangat biji cabe yang sudah mulai membusuk, untuk mendapatkan biji yang tenggelam sebagai bibitnya. 

Seharusnya saya menjemur biji cabe yang tenggelam tadi tetapi karena musim hujan, saya membungkusnya dengan tissue kemudian simpan di atas tungku kompor yang baru dipakai, setelah dirasa kering, biji cabe saya tanam di pot untuk penyemaian.

Simpan di tempat yang teduh dan tidak langsung kena sinar matahari setelah dua minggu pindahkan ke pot yang lebih besar. Gambar di atas pohon ditanam di awal Januari 2020. saya sudah 3 kali memetik hasilnya. lumayan saya berhemat Rp. 10.000,- karena cabe per bungkus di tukang sayur Rp. 3000 isi 5 pcs. 

4. Menanam Lemon

Dokpri
Dokpri
Lemon adalah salah satu buah yang sulit didapat setelah Covid-19 menyerang, Saya sangat kesulitan untuk menemukan buah itu baik yang lokal maupun yang import. Saya dan suami ketergantungan buah ini sejak tahun lalu.

Buah ini saya pakai untuk pelengkap Infused Water rempah (Jahe, Kunyit, Batang Sereh, Buah Kurma dan Lemon) ala pakar herbal sebagai pendetox tubuh kami.

Terakhir ketika kami mendapatka buah import itu harganya Rp. 8.000,- /pcs melambung dari harga awal Rp. 3.000,-/pcs. sedangkan yang lokal Rp. 18.000/kg.

Karena tempo hari stok yang saya simpan busuk dan lagi-lagi akhirnnya saya berinisiatif untuk menanamya. caranya tidak begitu sulit. Pertama pilih biji buah lemon, kemudian bungkus dengan tissue kemudian simpan di atas tungku kompor yang baru dipakai, setelah dirasa kering, biji lemon saya tanam di pot untuk penyemaian. 

Simpan di tempat yang teduh dan tidak langsung kena sinar matahari. Hati-hati dengan hama ulat daun, ternyata sangat suka dengan daun muda ini. Mungkin baru beberapa bulan lagi saya isa menikmati hasilnya, namun setidaknya saya sudah menabung di kebun recehan saya.

Sebenarnya masih banyak lagi sayuran-sayuran receh yang tidak bernilai recehan, seperti tomat, wortel, sawi, kecambah dan lain-lain.

Berkebun Recehan Ala Covid tidak hanya bisa membantu kita agar tidak stress akibat aktifitas yang dibatasi tetapi juga bisa membantu menambah uang recehan untuk membeli kebutuhan dapur.

Di balik Pandemi Covid-19 Ada hikmah yang bisa saya ambil jika selalu berfikir positif. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan HidayahNya. Aamiin.

by. Fera
Karawang, 14 April 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun