Menurut Amir (2015) bahwa guru harus memperhatikan dan mencoba untuk mengidentifikasi kesulitan siswa melalui proses berpikir kritis dalam penalaran secara mendalam sehingga guru dapat melacak kelemahan dan kesalahan berpikir kritis siswa.Â
Dengan demikian guru dapat merancang suatu pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi berpikir kritis dengan menggunakan media boneka kokoru.
Pembelajaran menggunakan media boneka kokoru (Boru) diawali dengan melibatkan siswa dalam pembuatannya. Keterlibatan siswa dalam proses pembuatan media dimaksudkan untuk melatih kerja sama dan kreativitas mereka.Â
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok agar pembelajaran lebih efektif dan dapat terkontrol. Setiap kelompok diberikan bahan pembuatan boneka kokoru (Boru).Â
Mereka bebas berekspresi sesuai dengan imajinasi yang akan mereka tampilkan setelah menyimak cerita dari guru. Membuat boneka kokoru sesuai dengan instruksi guru. Mereka mengikuti setiap tahapan dengan cermat. Proses pembuatan boneka kokoru ini relatif lama hingga memperoleh hasil yang maksimal.
Dalam proses ini, kita bisa mengamati sikap kerja sama antara siswa yang satu dengan lainnya. Selain itu, terlihat dengan jelas keceriaan di wajah mereka. Tanpa mereka sadari bahwa saat ini mereka belajar sambil bermain. Guru pun telah mengajarkan pentingnya bekerja sama dalam suatu kelompok.
Setelah semua siswa menyelesaikan pembuatan boneka kokoru (Boru) sesuai dengan kreativitasnya. Pengajar mulai menyampaikan materi tentang menyimak cerita rakyat "Legenda Danau Toba".Â
Siswa menyimak dengan serius setiap alur cerita yang disampaikan oleh pengajar. Dalam hal ini, pengajar pun dapat mengubah suaranya sesuai dengan karakter tokoh dalam cerita. Hal itu, dimaksudkan agar siswa dapat menghayati dan memahami perbedaan karakter setiap tokoh dalam cerita.
Siswa terlihat serius menyimak cerita yang disampaikan oleh pengajar. Terkadang pengajar menyampaikan beberapa pertanyaan untuk mengetahui materi yang terserap oleh siswa.
Siswa pun antusias menjawab setiap pertanyaan yang disampaikan oleh pengajar. Pada akhir pembelajaran, pengajar memberikan soal latihan untuk mengukur ketuntasan materi yang disampaikan.
Pada tahap akhir pembelajaran, pengajar memberikan umpan balik kepada siswa. Pengajar menanyakan tentang kesan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.Â