Mohon tunggu...
Fera Andriani Djakfar
Fera Andriani Djakfar Mohon Tunggu... Dosen - Ibu rumah tangga, Dosen, Guru madrasah, Penulis Buku: Dari Luapan Sungai Nil, Surat Dari Alexandria, Kejutan Buat Malaikat, Arus Atap dan Cinta, Serial Addun dan Addin, Islam Lokal: Fenomena Ngabula di PEsantren Madura

Banyak-banyaklah membaca buku, hingga kenyang, sampai kebelet menulis tak tertahankan!

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Stop Membanding-bandingkan Pasangan dengan Orang Lain!

3 Juli 2021   12:31 Diperbarui: 3 Juli 2021   12:54 2623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebosanan. Gambar diunduh dari cosmopolitanfm.com

Pertama, bersyukurlah bahwa Anda sudah mempunyai pasangan. Sadari bahwa betapa banyak di luar sana, baik pria maupun wanita, biarpun sudah punya keistimewaan rupa dan materi, sungguh sulit untuk menemukan pasangan hidup. Seburuk apapun si dia menurut Anda, selama tidak melakukan maksiat ataupun KDRT, syukuri keberadaannya. Syukuri bahwa Anda berjodoh dengannya.

Kedua, stop membanding-bandingkan pasangan dengan orang lain. Tiap orang adalah unik dan pasti mempunyai kelebihannya sendiri. Di balik setiap kelemahan, pasti ada keistimewaan yang dititipkan oleh Tuhan. Begitu ada teman yang memulai mengeluhkan pasangannya, jangan terpancing untuk menceritakan kelemahan pasangan kita juga. Suami istri laksana pakaian yang saling menutupi aurat dan aib. Pakaian yang baik dapat menunjukkan citra diri dan menambah wibawa seseorang.

Ketiga, sadarilah bahwa pasangan Anda adalah sosok idaman bagi orang lain. Bisa jadi di hadapan Anda dia tampak biasa saja, tetapi di sisi lain dia adalah impian bagi kawan Anda. Lihat saja betapa kesabaran dan kalemnya suami Nyonya A menjadi idaman bagi Nyonya B, dan sebaliknya. Membayangkan bahwa si dia adalah idaman orang lain, tentunya akan menimbulkan rasa cemburu yang dengan takaran pas akan menambah kemesraan.

Keempat, tumbuhkan kembali rasa cinta Anda pada pasangan. Dulu ketika memutuskan untuk berumah tangga, pasti ada sesuatu dalam diri pasangan yang membuat Anda klepek-klepek. Nah, cari dan tumbuhkan kembali rasa itu. CLBK pada pasangan sendiri sah-sah aja, kan? Inilah hikmahnya mengapa kita tidak dianjurkan untuk terpikat pada daya tarik fisik saja, karena itu tidak abadi. Wajah glowing bisa memudar dan kulit kencang bisa mengendur dalam hitungan belasan tahun. Namun, budi pekerti yang baik dan karakter yang menyenangkan tak lekang oleh masa.

Kelima, turunkan ekspektasi Anda tentang sosok pasangan yang ideal. Mr. Perfect Guy itu hanya ada di angan-angan. Sadari bahwa Anda juga tidak sempurna. Anda berdua disatukan untuk saling menyempurnakan, bukan karena masing-masing sudah sempurna. Sebuah lagu yang indah tercipta dari nada yang beragam. Pelangi indah karena warna yang terbias bermacam-macam. Nikmati saja segala 'kekurangan' yang ada padanya, anggap saja sebagai salah satu nada yang memperindah lagu kehidupan Anda.

Demikianlah hal-hal yang jika diterapkan dapat meminimalisir kebosanan dalam rumah tangga. Tentunya dalam kondisi tertentu, ada hal yang tidak bisa lagi ditolerir. Misalnya, terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pengkhianatan salah satu pihak, penipuan, dan sebagainya. Mari berpikir positif saja, semoga kita dijauhkan dari hal-hal demikian. Perjalanan ini hanya sesaat, kita tidak pernah tahu siapa yang diturunkan terlebih dahulu dari kendaraan kehidupan ini.  Jadilah pakaian yang indah dan elegan bagi pasanganmu.

Bangkalan, 3 juli 2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun