Mungkin ini lebay, tapi akan saya ceritakan bagaimana rasanya bertemu langsung dengan Presiden, bisa salaman dan menyampaikan unek-unek langsung di hadapannya.Â
 Â
Saat nama dipanggil maju dan berjalan mendekat ke mic, badan saya rasanya dingin, gemetar, wajah ini panas dan akhirnya yang keluar air mata duluan.Â
Â
Setelah mengucap salam dan ambil nafas, saya mulai bisa menguasai perasaan dan mulai menyampaikan unek-unek di depan 100 orang lebih di Istana Negara. Jarak antara tempat saya berdiri dengan Presiden tidak ada 5 meter dan saya melihat Beliau mencatat dan mengangguk-angguk dengan apa yang saya sampaikan.Â
Â
Di situ saya merasa bahwa Presiden sungguh-sungguh ingin mengingat apa yang kita sampaikan lalu kemudian menindaklanjuti secepatnya.Â
Â
Terbukti setelah pertemuan itu dan berita soal acara makan siang diliput media dan unek-unek saya pun dijadikan artikel soal buruknya pelayanan KJRI di Hong Kong oleh Kompas.com, keesokan harinya saya dihubungi wartawan Kompas, mengabarkan kalau staf Menlu mencari nomer hape saya untuk bertanya lebih jauh tentang keluhan yang saya sampaikan.Â
Â
Well, saya memang mendukung Pak Jokowi dalam Pilpres kemarin, tapi saya tetap berusaha melihat sisi baik dan buruk dari setiap gerak gerik yang pemerintah lakukan. Buruk akan saya katakan buruk, dan jika ada perubahan baik, saya akan katakan apa adanya. Jika sampai saat ini pelayanan KJRI masih buruk, itu memang karena buruk dan butuh perombakan yang besar. Â