Lagi-lagi saya harus prihatin dengan petinggi negeri ini. Bencana dimana-mana dan Presiden masih saja tak peduli dengan para korban. Presiden malah "pelesir" ke Bali untuk mengurusi partainya. Duh.
Dan satu lagi berita unik dari kasus Erwiana ini adalah saat Muhaimin (Menakertrans) dan Jumhur Hidayat (Ketua BNP2TKI) di berbagai media mengatakan bahwa kedatangan polisi Hong Kong berkat desakan mereka untuk menuntut kasus ini. Enak ya, sekali desak polisi Hong Kong langsung bertindak.
Tentu masih ingat saat tahun 2013 gaji buruh migran di Hong Kong naik dan ini diklaim berkat kedatangan Muhaimin ke Hong Kong hanya berselang 1 hari saja lalu besoknya gaji PRT naik. Ini hanya terjadi pada pejabat Indonesia, karena pejabat dari negara lain tidak ada yang mengklaimnya. Keren bukan?
Tadi malam di Facebook begitu ramai membicarakan kedatangan polisi Hong Kong ke Sragen dan pernyataan Muhaimin juga Jumhur di berbagai media. Pagi ini, kedua pejabat ini menjadi bahan tertawaan sekaligus kegeraman para BMI.
Bagaimana tidak? Desakan agar menuntut kasus ini diusut tuntas dan menghukum majikan Erwiana seberat-beratnya sudah ada sejak sebelum kedua pejabat ini tahu akan kasus Erwiana. Muhaimin tahunya dari Twitter, sedang BMI di Hong Kong sudah ramai membicarakan kasus ini dan mendesak KJRI untuk memberi saksi kepada Agen dan PJTKI yang memberangkatkan Erwiana serta meminta pemerintahan Hong Kong mengusut kasus ini agar tidak ada lagi Erwiana lain.
Sringatin dari Komite keadilan untuk Erwiana berpendapat bahwa "Pemerintah hanya Ingin mencari muka dan jaga image saja, tetapi pemerintah tidak sesungguhnya dan sepenuh hati membela Erwiana dan seluruh BMI yang ada di luar Negeri."
Kita sudah lama menuntut pemerintah untuk tidak memaksa BMI masuk Agen dan PJTKI karena PJTKI yang membuat kita sengsara, tapi apakah pemerintah mendengarkan suara kita? Tidak. Dan semakin menjerumuskan kita dengan pelarangan pindah Agen dan melarang kontrak Mandiri. Tambahnya.
Keadilan bagi Erwiana nanti tentu akan sangat berdampak bagi semua buruh migran di luar negeri, kususnya Hong Kong. Dan semoga pemerintah bisa belajar dan tidak asal klaim dengan kesigapan Hong Kong mengusut kasus ini.
Hong Kong saja sangat malu ada warganya yang memperlakukan PRT seperti budak sehingga mendapat julukan "Kota dengan Peradaban Perbudakan Modern" masa Indonesia tidak malu karena sudah sangat sering harga dirinya diinjak-injak oleh negara lain?
Pak Presiden, tolong dengan sangat untuk sejenak bekerja lebih sungguh-sungguh lagi dan jangan hanya mengurusi partai saja. Ingat Pak, lihatlah Pak, banyak warga negara yang terkena bencana. Ada warga negara di luar negeri yang bertaruh nyawa demi sesuap nasi intuk keluarganya.
Ibu Presiden, masih sibuk ya dengan kamera dan Instagram? Kapan mendatangi Erwiana dan mengambil fotonya lalu di upload ke Instagram, Bu? Kami tunggu hasil jepretan Ibu tentang Erwiana.