Kamu tidak menggetarkan.
Kamu tidak begitu indah.
Kamu tidak begitu berkesan.
Tapi...
Aku juga mengagumimu.
Kamu lembut.
Kamu hangat.
Kamu tulus.
Dan Kamu penuh kasih  sayang.
Seperti aku memuja segala hal yang terlihat biasa, namun begitu bermakna dalam hidup.
Betapa aku terkagum dengan kesediaanmu untuk melepaskanku.
Meyakinkanku.
Memintaku pergi.
Memintaku lari.
Mengejar semua mimpi.
Dan kamu tersenyum di bawah terik matahari.
Kamu bersedih.
 Kamu  kecewa.
Kamu terluka.
Aku tahu.
Untukmu,  ini sungguh  menyakitkan !
Tapi...
Aku hanya terdiam.
Tanpa mampu bergerak.
 Untuk  meraihmu.
Menjangkaumu .
Membawamu kembali.
Saat kamu jauh.
Saat kamu hilang.
Saat kamu tiada.
Sungguh ....
Aku terlambat menyadarinya.
Aku tidak bisa mengulang semuanya.
Begitu sakit.
Begitu menyayat.
Dan begitu perih.
Semua mimpi hilang.
Semua angan pergi.
Semua cita dan harapan pudar.
Dalam sekejap.
Dalam hitungan singkat.
Sama seperti mu.
Aku tidak menyesal.
Aku tidak menyalahkan.
Aku hanya menyayangkan !
Semua kebodohanku.
Semua egoku.
Semua kesalahanku.
Dan..
Aku masih hidup.
Membuka mata.
Menghembuskan nafas.
Menjalani hari.
Melewati waktu.
Tapi...
Dalam pikiranku.
Bayanganmu hidup.
Senyummu.
Tawamu.
Tangismu.
Air matamu.
Mengikuti langkahku.
Mengisi hariku.
Menjadi bayangan hidupku.
Ternyata begitu sangat menyakitkan.
Dan aku terperangkap dalam penyesalan.
Tapi aku menikmatinya.
Dan setiap kali aku menutup mata dan melihat dunia kembali.
Detik itu aku menyadari.
Ternyata aku mencintaimu
Begitu sangat mencintaimu.
Dan masih  mencintaimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H