Mohon tunggu...
Fergian Vernando
Fergian Vernando Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai, saya Fergi Saya mahasiswa yang mempunyai hobi bermain game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perlakuan Masyarakat terhadap Etnis Tionghoa di Yogyakarta

18 Juni 2023   22:05 Diperbarui: 19 Juni 2023   14:10 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diskriminasi dianggap sebagai perlakuan tidak bermoral dan bertentangan dengan prinsip-prinsip kesetaraan dan hak asasi manusia. Diskriminasi berarti memperlakukan seseorang atau kelompok dengan cara yang tidak adil berdasarkan karakteristik tertentu seperti ras, etnis, agama, gender, orientasi seksual, atau disabilitas. Ini merugikan individu dan kelompok tersebut, serta melanggar prinsip dasar persamaan dan martabat manusia.  

Menurut Theodorson dkk (1979), diskriminasi adalah perlakuan yang tidak seimbang terhadap perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan kelas-kelas sosial.

 

Etnis Tionghoa sering kali mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan ketika tinggal di Yogyakarta. Sebagai provinsi yang mayoritas masyarakatnya merupakan orang Jawa, tentu terdapat perbedaan perilaku terhadap kaum minoritas. Sebagai bangsa Indonesia, seharusnya kita mendapatkan perlakuan yang sama dengan masyarakat lainnya. Saya sebagai perantau yang berasal dari Bangka Belitung yang dimana banyak sekali masyarakat Etnis Tionghua pun merasakan beberapa perlakuan seperti dikatakan "cina, cina". 

Saya merasa kaget dengan perlakuan yang saya dapatkan di Yogyakarta ini, namun tidak bisa dipungkiri bahwa di Bangka saya juga tetap mendapatkan perlakuan diskriminasi. Diskriminasi tidak bisa dihindarkan dimanapun saya berada. Perlakuan diskriminasi ini dapat membuatn korban menjadi tidak nyaman, hal itu saya rasakan ketika saya berada di Bangka. Pada saat di Bangka saya lebih memilih untuk berteman dengan sesama Etnis Tionghua, namun berbeda pada saat saya berada di Yogyakarta. 

Di Yogyakarta saya harus beradaptasi karena sedikit sekali masyarakat etnis Tionghua yang saya temui disini dan kepentingan kuliah mengharuskan saya untuk bisa berteman dengan siapapun.

Saya merasa lebih dapat bergaul dengan perilaku masyarakat di Yogyakarta, namun saya sendiri masih merasa tidak nyaman dengan perlakuan tersebut. Hal itu jelas menunjukan dampak diskriminasi terhadap korban yang dimana korban akan merasa tidak nyaman dengan sekitarnya dan lebih memilih untuk berteman dengan sesama etnis saja. 

Menurut pengalaman teman saya inisial C.C yang berasal dari Purwodadi, Jawa Tengah dia mengalami perilaku diskriminasi yang berupa kenaikan harga barang di Yogyakarta karena sang penjual tahu bahwa ia merupakan etnis Tionghua. Sama seperti pengalaman saya sebelumnya, C.C juga mengaku dikatai "cina" dengan tidak sopan. C.C mengaku bahwa terkadang dia merasa tidak nyaman dan tersinggung, namun dia juga mengaku sudah terbiasa dengan perilaku tersebut walau kadang masing merasa tidak nyaman. 

Tidak hanya C.C, salah satu teman saya yang lainnya dengan inisial F.J.M mengaku bahwa dia juga mendapatkan perlakuan diskriminasi yang berupa dikatain "cina", dan "sipit". Perlakuan diskriminasi ini didapatkan olehnya lebih dari sekali. Perlakuan diskriminasi ini terjadi meskipun mereka sudah menetap di Pulau Jawa sejak mereka kecil. Dibandingkan dengan saya, perlakuan diskriminasi ini juga terjadi meskipun saya besar pada daerah di luar Pulau Jawa. F.J.M mengaku bahwa dia merasa sudah terbiasa dengan perkataan seperti itu karena dia tahu yang berkata seperti itu merupakan temannya sendiri yang bermaksud bercanda. 

Perasaan tidak nyaman pula tidak dapat hindari, karena dia pernah mendapat perkataan seperti itu dari orang yang tidak dikenal pada saat sedang jalan-jalan bersama temannya. 

Dampak Diskriminasi

Kesimpulan yang dapat saya ambil, perlakuan diskriminasi tidak memandang dimana, dengan siapa, dan kapan saja kita berada. Diskriminasi dapat muncul bahkan pada daerah asal kita sendiri. Perlakuan diskriminasi ini dapat berbentuk kata-kata yang berhubungan dengan ciri fisik seseorang. Tentu saja perlakuan diskriminasi memberikan dampaknya tersendiri kepada korban, seperti :

  • Merasa tidak nyaman
  • Selektif terhadap pertemanan
  • Depresi
  • Merasa tidak adil
  • Takut untuk berjelajah tempat baru

Penyebab Diskriminasi

Menurut Unsriana (2011), ada beberapa faktor penyebab terjadinya diskriminasi, seperti:

  • Mekanisme pertahanan psikologi (projection). Seseorang memindahkan kepada orang lain ciri-ciri yang tidak disukai tentang dirinya kepada orang lain.
  • Kekecewaan. Sebagian orang yang kecewa akan menaruh kekecewaan mereka kepada seseorang yang disebut kambing hitam.
  • Mengalami rasa tidak selamat dan rendah diri. Seseorang yang merasa terancam dan rendah diri untuk menenangkan diri sehingga mereka mencoba merendahkan orang atau kelompok lain.
  • Sejarah. Ditimbulkan karena adanya sejarah pada masa lalu.
  • Persaingan dan eksploitasi. Masyarakat kini adalah lebih materialistik dan hidup dalam persaingan. Individu atau kelompok bersaing diantara mereka untuk mendapatkan kekayaan, kemewahan dan kekuasaan.
  • Corak sosialisasi. Diskriminasi juga adalah fenomena yang dipelajari dan diturunkan dari satu generasi kepada generasi yang lain melalui proses sosialisasi. Sehinga terbentuk pandangan stereotip tentang peranan sebuah bangsa dengan yang lain dalam masyarakat, yaitu berkaitan dengan kelakuan, cara kehidupan dan sebagainya. Melalui pandangan stereotip ini, anak-anak belajar menghakimi seseorang.

Apa yang harus dilakukan?

Perilaku diskriminasi ini juga dapat diminimalisir dengan berbagai cara :

  • Meningkatkan kesadaran
  • Mencoba memahami alasan perilaku
  • Menegur pelaku 
  • Memahami budaya orang lain
  • Tidak menilai orang lain dari penampilannya
  • Saling menghargai

Perlu kita sadari, meski kita hanya bermaksud bercanda, perlakuan diskriminas itu dapat menimbulkan perasaan yang tidak nyaman kepada korban. Kita perlu memutus rantai diskriminasi ini, saya sendiri merasa khawatir akan anak cucu kita kedepannya. Meskipun penduduk dengan etnis Tionghua sudah semakin berkembang, perlakuan diskriminasi tetap selalu ada baik dari teman dekat kita sendiri ataupun orang tidak dikenal. Sebagai penduduk, kita harus menerima masyarakat dari luar yang sedang berkunjung, bukan malah memberikan perasaan tidak nyaman.

Perlakuan seperti ini membuat kita tidak dapat bergaul dan dapat merasa tersinggung, sehingga dapat menghambat kita untuk berkomunikasi antar budaya. Hambatan ini dapat menyebabkan komunikasi kita dengan budaya lainnya menjadi tidak efektif. Saya sempat menyimpulkan bahwa semua orang yang bukan etnis Tionghua merupakan musuh kita, namun seiring berjalannya waktu saya menyadari bahwa hal itu memang sudah biasa terjadi. Bahkan pada saat kuliah sendiripun saya sering menerima candaan terkait etnis tersebut. 

Tolak Diskriminasi

Hal tersebut tetap saja tidak bisa kita jadikan alasan untuk tetap melakukan diskriminasi terutama terhadap orang yang tidak dikenal. Saya tidak mendukung perlakuan diskriminasi dengan alasan apapun. Sesama Bangsa Indonesia kita harus saling menghargai semua rakyat Indonesia. Kita harus bijak dalam berkomunikasi, sebagai sesama manusia kita harus saling menghargai karena kita sesama saudara satu Tanah air

Perbedaan yang menjadikan Indonesia ini unik dan kita harus menjaga keunikan itu. SAYA DENGAN TEGAS MENYATAKAN KONTRA TERHADAP DISKRIMINASI. 

  

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun