Mohon tunggu...
Politik

Jelang MEA, Indonesia Siapkan Bonus Demografi

17 Desember 2015   17:02 Diperbarui: 17 Desember 2015   17:15 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Keberhasilan dalam memanfaatkan bonus demografi akan tercapai jika pemerintah telah matang dalam menyiapkan angkatan kerja yang berkualitas dengan cara memperbaiki mutu modal manusia, mulai dari pendidikan, kesehatan, kemapuan komunikasi, serta penguasaan teknologi. Dan target untuk meningkatkan kekuatan ekonomi bukanlah sesuatu hal yang muluk jika pemerintah dan masyarakt dapat bekerja sama.

Sudahkah Indonesia siapkan semua itu ?

Berkaca dari fakta yang ada sekarang, indeks pembangunan manusia atau human development index (HDI) Indonesia masih rendah. Dari 182 ngara di dunia, Indonesia berada di urutan 111. Sementara di kawasan ASEAN, dari 10 negara ASEAN Indonesia berada di urutan enam. Ini terbukti tidak kompetitifnya pekerja Indonesia di dunia kerja baik dalam negeri ataupun luar negeri.

Berdasarkan laporan BNP2TKI bahwa penempatan TKI tahun 2014 sebanyak 429.872 orang. Dengan jumlah TKI lulusan SD hingga SMU sebanyak 95 % dan lulusan Diploma hingga pascasarjana sebanyak 5%. Jika dilihat dari data tersebut pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri mayoritas dari kalangan pendidikan rendah yang hanya menjadi pembantu rumah tangga. Untuk tingkat dalam negeri sekali pun, pekerja Indonesia masih kalah dengan pekerja asing yang datang ke Indonesia. Hal ini terbukti dari banyaknya peluang kerja dan posisi strategis yang malah ditempati tenaga kerja asing.

Mulai dari sekaranglah seharusnya Indonesia bisa menyelesaikan semua permasalahan tersebut untuk menghadapi MEA 2015, jauh sebelum bonus demografi datang. Seperti yang dijanjikan Presiden Jokowi bulan Agustus lalu saat memberi sambutan pada acara peringatan Hari Keluarga Nasional.

Menurut Jokowi, melimpahnya jumlah penduduk usia produktif itu merupakan modal besar untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.

Oleh karena itu, ia telah berkoordinasi dengan kementerian terkait, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyiapkan langkah menghadapi bonus demografi.

"Kita perlu memprioritaskan pembangunan manusia, terutama meningkatkan kualitas penduduk di usia kerja. Kita membutuhkan keterlibatan keluarga-keluarga Indonesia untuk menyadari betapa pentingnya membangun kualitas hidup anak-anak kita," ujarnya.

Dan seharusnya semua janji itu telah berjalan sekarang, namun kenyataanya pembangunan kependudukan seolah terlupakan dan tidak dijadikan underlined factor. Padahal pengembangan sumber daya manusia merupakan investasi jangka panjang yang menjadi senjata utama kemajuan suatu bangsa. Jangan sampai hadiah bonus demografi itu malah menjadi boomerang untuk Indonesia, bahkan membawa bencana dan membebani negara.

Jokowi menuturkan, bonus demografi harus dikelola dengan tepat agar tidak berubah menjadi bencana demografi. Dalam hal ini, Jokowi berharap masyarakat menyiapkan diri mulai dari keluarga sendiri.

"Bonus demografi ibarat pedang bermata dua. Satu sisi adalah berkah, jika kita berhasil mengambil manfaatnya. Satu sisi lain adalah bencana apabila kualitas manusia Indonesia tidak disiapkan dengan baik," kata Jokowi, saat berpidato di acara peringatan Hari Keluarga Nasional, di Lapangan Sunburst, Kota Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (1/8/2015).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun