George Town adalah ibu kota negara bagian Pulau Pinang, Malaysia. Kota ini merupakan salah satu pelabuhan utama di Selat Melaka. Dibuka pada tahun 1786 oleh British East India Company, merupakan persinggahan penting antara perdagangan India dan Cina. Kota Pinang, Malaysia yang termasuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO pada tanggal 7 Juli 2008 karena berhasil melestarikan warisan kolonial Inggris-nya sejak akhir abad ke-18. Karena lokasi strategisnya di Selat Malaka, Pinang menjadi pengantara utama antara Timur dan Barat.
George Town adalah Bandar raya metropolitan yang terletak di timur laut negeri Pulau Pinang, Malaysia. Bandar raya ini adalah yang paling tertua setelah Bandar raya Melaka. Yang termasuk ke dalam kawasan George Town adalah Air Itam, Bayan Lepas, Glugor, Jelutong, Sungai Dua, Sungai Nibong, Tanjung Tokong dan Tanjung Bungah.
Salah satu daya tarik dari George Town ialah keberagaman etnis penduduknya. Pinang yang merupakan pulau dengan pelabuhan menjadi tempat bersinggahnya kapal-kapal asing, termasuk dari Negara Inggris dan Tiongkok. Berbaurnya berbagai latar belakang kebudayaan dan ras, membuat George Town menjadi salah satu kota multikultural terbesar di Malaysia. Meski beragam, namun masyarakat George Town hidup saling berdampingan dengan rukun dan damai. Mereka meninggalkan warisan arsitektur, makanan, pakaian, dan budaya. Keberhasilan penduduk Pianng kala itu dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan yang ada seperti kuil, dermaga milik klan, aula pertemuan, dan rumah-rumah besar yang menjadi ciri khas tempat ini. Berbagai karikatur dan lukisan juga dapat ditemukan sepanjang jalan.
Seperti wilayah hunian Lorong Bengkok yang dianggap paling indah di Pinang, memliliki rumah deret yang dibangun oleh pengusaha Teochew, Cheah Leong Keah, pada tahun 1928. Ia datang ke Pinang dan membangun kekayaannya dengan membuat dan memperbaiki kereta kuda dan kemudian, mobil. Seluruh rumah deret itu masih dimiliki keturunannya. Untuk memahami budaya masa lampau, kunjungi House of Yeap Chor Ee opens in new window yang memiliki empat lantai, Straits Chinese Jewellery Museum yang menyimpan koleksi rumit bertatahkan batu delima, nilam, dan giok, serta P. Ramlee Gallery yang mewadahi koleksi pribadi legenda perfilman Malaysia ini.
Pulau Pinang menikmati iklim hutan hujan tropis dengan suhu rata-rata harian 28C, dengan Desember hingga Maret yang lebih kering dan panas. Bulan-bulan basah dimulai Mei hingga awal November.
Beberapa acara yang dapat dinikmati disana adalah Pinang World Music Festival yang biasanya diadakan bulan Maret sementara Pinang Island Jazz Festival bulan Desember. Pinang Floral Festival, bulan Mei dan Juni, Pinang Botanic Gardens. George Town Festival atau Festifal Pulau Pinang yang dilakukan selama sebulan, dengan menampilkan pertunjukan kelas dunia, inisiatif seni, serta aktivitas komunitas lintas-budaya.
Penulis : Feny Dwi Widyati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H