Mohon tunggu...
Feny DwiWidyati
Feny DwiWidyati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa ITB Ahmad Dahlan Lamongan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

SB Permai Penang Memperkenalkan Budaya Indonesia: Batik Celup Ikat

28 November 2023   09:00 Diperbarui: 28 November 2023   09:05 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai warisan budaya, batik telah dikenal sejak lama di berbagai daerah Indonesia dan sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi. Berbagai macam teknik membatik nusantara, antara lain: batik tulis/canting, batik cap, batik kombinasi, batik printing, batik lukis/colet dan batik celup ikat.

Harga batik sendiri pun beragam, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah per lembar kain batik, sesuai dengan motif dan teknik membatik yang dilakukan. Biasanya batik yang paling mahal adalah batik tulis/ canting, karena teknik ini membutuhkan ketelitian dan ketekunan pengrajinnya serta membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat satu lembar kain.

Mahasiwa peserta KKN KI Angkatan ke - IX  di SB Permai Penang memperkenalkan pembuatan batik dengan teknik celup ikat. Batik celup ikat adalah batik yang dikerjakan dengan cara mengikat kain lalu dicelupkan/diteteskan dengan pewarna. Dipilihnya teknik ini, karena mudah dan dapat dilakukan oleh anak-anak yang belajar di SB Permai Penang. Selain itu, penggunaan warna yang mencolok seperti merah, hijau, kuning, jingga, ungu, biru, hitam dan coklat juga sangat disukai oleh anak-anak. Alat dan bahannya pun sederhana sehingga tidak kesusahan saat membawa dari Indonesia.

Beberapa alat dan bahan yang digunakan adalah kain, karet getah, kelereng, pewarna tekstil, botol dan air. Sebelum dilakukan membatik, mahasiswa KKN KI menjelaskan macam-macam batik dan memberikan tontonan video pembuatan batik celup ikat. Kegiatan ini dilakukan pada  Kamis (23/11/2023) dimulai pada pukul 09.30 waktu Malaysia. Anak-anak dibagi menjadi empat kelompok yang beranggotakaan masing-masing empat orang. Mereka sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini, karena sebelumnya belum pernah membatik dengan teknik celup ikat.

Dengan pembelajaran ini, tidak hanya serta merta untuk anak bermain, namun guna mengasah kreativitas dan ketangkasan dalam membuat karya seni. Hal ini dapat mendukung berkembangnya pola pikir, sikap dan kemampuan motorik anak. Diharapkan anak-anak juga memiliki jiwa wirausaha di masa mendatang.

Sebagai pendidik anak-anak kita harus selalu berupaya memberikan stimulasi yang dapat menarik sehingga kompetensi anak berkembang secara optimal.

Penulis : Feny Dwi Widyati, Greshela Ayudya Wardani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun