Mohon tunggu...
Fenusa As
Fenusa As Mohon Tunggu... -

Orang yang disebut Kafir oleh Orang meskipun Orangnya Sendiri Nggak Merasa Seperti yang disebut Orang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sila Pertama Pancasila Perlu Diganti

1 Oktober 2014   20:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:46 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pncasila yang artinya 5 dasar sudah menjadi dasar bernegara bagi NKRI yang, katanya, nggak boleh diganggu gugat lagi apa pun alasannya. Dan hari ini dirayakan lagi sebagai  hari kesaktiannya. Kenapa nggak boleh diganggu gugat? Karna udah final. Dan, usaha mengubahnya adalah upaya mengubah negara itu sendiri seperti,katanya,  pernah coba dilakukan oleh  PKI tahun 1965 yang lalu.

Namun, kalok ada bagian-bagiannya yang nggak tepat,nggak sesuai, apakah juga tak boleh "diperbaiki"? Nggak adakah ruang untuk membuatnya menjadi tepat?

Kita ambil contoh: sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurutku ini nggak tepat, nggak sesuai antara maksud dan prakteknya.

Sila ini dijadikan dasar bagi keberadaan kehidupan beragama di Indonesia. Oleh karna sila inilah maka agama Islam, Kristen, Khatolik, Budha, Hindu, Khonghucu dan kemungkinan adanya agama baru lagi, boleh hidup di negeri ini. Tetapi kita perhatikan lagi bunyinya: Ketuhanan Yang Maha Esa.

Ketuhanan Yang Maha Esa tentu saja maksudnya: bahwa negara Indonesia mengakui adanya Tuhan, dan Tuhan yang dimaksud adalah yang Esa, yang Tunggal. Tunggal artinya hanya ada satu. Tidak ada lagi yang lain. Hanya satu Tuhan. Tuhan yang diakui negara cuma satu.

Pertanyaannya: Tuhan yang manakah yang dimaksud oleh sila pertama itu? Kalok kita sebut yang dimaksud di sana adalah Tuhan yang dimaksud oleh agama Kristen, atau Islam, lalu bagaimana dengan yang lain? Jika begitu, agama lainnya tidak punya dasar untuk hidup di negara ini.

Kenyataan yang ada adalah, bahwa setiap agama pasti memiliki persepsi nya sendiri mengenai siapakah, apakah, atau yang manakah yang dimaksud sebagai Tuhan. Pemahaman(iman) orang Islam akan siapakah yang dimaksud sebagai Tuhan berbeda dengan orang yang beragama Hindu, misalnya. Demikian juga dengan agama yang lain.

Dengan begini tentunya di Indonesia tidak hanya ada  satu Tuhan. Jumlahnya menjadi sebanyak agama yang ada bahkan bisa jadi sebanyak kelompok-kelompok masyarakat yang ada.

Dari sini dapat kita lihat bahwa ternyata, sila Ketuhanan Yang Maha Esa nggak didukung oleh kenyataan yang ada, dan negara turut andil di dalamnya. Karna itu, rasanya, sila pertama itu memang perlu diganti. Itu kalok kita mau konsekwen dengan Pancasila itu sendiri...

Jadi, cukup misalnya, disebut: Prinsip Ketuhanan. Atau: Ketuhanan. Tanpa harus diembel-embeli dengan: Yang Maha Esa.

Sekali lagi, itu kalok kita mau konsekwen dengan Pancasila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun