Mohon tunggu...
Fenti Nurqomariah
Fenti Nurqomariah Mohon Tunggu... Petani - seseorang yang suka belajar dan mempraktekkan teori

Seorang mahasiswa yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature

KKN Unej Perkenalkan Budikdamber untuk Jaga Ketahanan Pangan di Era New Normal

16 Agustus 2020   23:40 Diperbarui: 17 Agustus 2020   08:28 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Covid-19 mengganggu ketahanan pangan Indonesia, dimana lapangan pekerjaan di sektor pertanian semakin berkurang. Pandemi corona ini memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi masyarakat. Bagi masyarakat yang bekerja sebagai PNS maupun pekerja kantoran bisa melakukan pekerjaan dari rumah, dan mendapatkan gaji setiap bulannya. Namun hal ini tidak berlaku bagi pekerja lapang seperti pekerja harian, pedagang keliling, petani, PSBB berdampak terhadap penghasilan. Banyak diantara mereka yang terkena PHK karena perusahaan tempat bekerja bangkrut sehingga angka pengangguran meningkat. Adanya wabah corona berakibat pada ketakutan masyarakat yang meliputi takut kehilangan harta benda, anak-anak, orang tua, kerabat, dan takut kehilangan nyawa dengan datangnya kematian. Sebagian masyarakat juga mengalami kekurangan makanan dan buah-buahan akibat wabah corona yang melanda. Penyebaran wabah corona ini juga menimbulkan kekhawatiran akan ketahanan pangan global, termasuk di Indonesia. Memasuki era new normal, PSBB mengalami kelonggaran tapi dampak pandemi corona ini telah berdampak pada ketahanan pangan mandiri. Banyak orang yang mengalami kekurangan bahan pangan, dan kesulitan dalam memenuhi kehidupan sehari-harinya.

Kelurahan tempat mahasiswa KKN UNEJ KKN adalah kelurahan Karangrejo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Kelurahan Karangrejo didominasi oleh para pekerja lapang yang dapat mengancam ketahanan pangan mandiri mereka. Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah ketahanan pangan dan cluster penyebaran covid 19 terbesar dipengaruhi oleh proses transaksi di pasar, maka mahasiswa KKN UNEJ memiliki inovasi untuk memperkenalkan teknologi budikdamber guna mendukung ketahanan pangan mandiri skala rumah tangga.

Kawasan pemukiman di Kelurahan Karangrejo merupakan kawasan padat penduduk dimana jarak antar rumah berdekatan dengan lahan pekarangan yang dimiliki relatif sempit. Keterbatasan lahan bukan menjadi suatu faktor penghambat untuk mengaktualkan peningkatan ekonomi yang dimiliki. Pemanfaatan pekarangan untuk budidaya tanaman adalah tindakan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pekarangan rumah yang digunakan sebagai lahan budidaya tanaman menjadi lebih efisien dan perlu adanya teknologi inovasi budidaya dengan cara mudah, praktis dalam perawatan, serta efisien untuk pekarangan yang sempit. Upaya pemanfaatan lahan pekarangan yang sempit dengan teknologi budikdamber merupakan langkah yang sesuai dengan kondisi msyarakat, baik dari segi ekonomi dan budaya.

 Implementasi teknologi budikdamber di masa new normal ini dapat menurunkan tingkat penyebaran COVID. dengan meminimalisir dilakukannya transaksi di pasar. Pasar diketahui merupakan salah satu cluster terbesar penyebaran virus corona selama pandemi COVID-19. Teknologi budikdamber merupakan teknologi budidaya ikan dalam ember yang dikombinasikan dengan budidaya tanaman hortikultura sayuran seperti kangkung. Teknologi budikdamber ini adalah salah satu bentuk aquaponik sederhana tanpa menggunakan listrik. Output yang dihasilkan dengan inovasi teknologi budikdamber adalah sayuran dan ikan segar yang terjamin organik.

Program kerja mahasiswa KKN UNEJ dalam memperkenalkan teknologi budikdamber kepada masyarakat sasaran terdiri dari 4 kegiatan utama yaitu pelatihan pembuatan instalasi budikdamber, sortasi dan grading ikan lele, perawatan ikan lele dan kangkung, serta pelatihan teknik sipon (teknik pengurasan) yang benar dalam mendukung berjalannya program inovasi teknologi budikdamber. Kegiatan minggu pertama mahasiswa KKN UNEJ melakukan pelatihan pembuatan instalasi budikdamber dapat berjalan lancar dan meningkatkan keingintahuan masyarakat sasaran. Kegiatan minggu kedua yaitu sortasi dan grading ikan lele. Sortasi dan grading ikan lele diperlukan karena sifat lele yang merupakan predator, dan apabila tidak dilakukan pengelompokan akan berakibat pada berkurangnya populasi ikan lele. Kegiatan minggu ketiga yaitu perawatan ikan lele dan kangkung yang terjadi kendala seperti matinya bibit ikan lele akibat dari keracunan amoniak, pH air meningkat yang disebabkan oleh hujan, serta kangkung yang tidak mendapatkan nutrisi yang cukup akibat populasi lele yang menurun hampir pada target sasaran pertama yaitu ibu RW 16 Lingkungan Sumber Bringin. Kegiatan minggu ketiga ini berakibat padanya peralihan inovasi teknologi menjadi KULKASINDO yaitu perbesaran ikan lele dari umur 1,5 bulan untuk meminimalisir adanya kematian bibit. Kendala pada tanaman kangkung yang menguning dapat diatasi dengan pengaplikasian gandasil d untuk menyediakan nutrisi tambahan. Menguningnya daun ataupun batang tanaman merupakan gejala tanaman kekurangan unsur hara nitrogen. Kegiatan terakhir yaitu teknik sipon atau pengurasan air budikdamber. Teknik sipon ini dilakukan secara rutin dari minggu pertama hingga minggu terakhir agar ikan lele tidak mengalami keracunan amoniak. Teknik sipon dilakukan yaitu dengan membuang air budikdamber sebanyak dari volume awal kemudian mengganti dengan air yang masih bersih serta penambahan EM4 sebanyak 10 ml.

 Kegiatan minggu keenam yang dilakukan mahasiswa KKN UNEJ yaitu evaluasi. Hasil evaluasi yang didapatkan yaitu teknologi budikdamber ini berhasil diterapkan untuk kedua target sasaran. Namun untuk keefektifan didapatkan pada target sasaran kedua yang tidak mengalami kendala apapun. Kendala hanya sebatas kematian 1-3 ikan lele. Keberhasilan program kerja implementasi budikdamber kepada masyarakat dipengaruhi oleh pendampingan secara berkala, pemantauan secara harian karena ketika membudidayakan ikan lele dalam ember dari berukuran bibit hingga berukuran 11-12 cm. Bibit ikan lele cenderung membutuhkan perhatian yang khusus karena rentan terserang penyakit yang dapat berakibat pada kematian massal. Tingkat kegagalan teknologi budikdamber ini juga tergolong cukup tinggi ketika perawatan ikan lele maupun kangkung kurang diperhatikan ataupun kurangnya pendampingan dari mahasiswa KKN UNEJ. Total keseluruhan dari teknologi budikdamber yang telah dibuat yaitu 4 instalasi, 1 instalasi ember berukuran 80 liter  untuk target sasaran pertama, dan 3 instalasi yang terdiri dari 2 instalasi berukuran 15-20 liter, serta 1 instalasi ember 65 liter untuk target sasaran kedua (Fenti Nur/KKN 69/Jember/Rena Yunita). 

whatsapp-image-2020-08-07-at-07-38-43-5f3962e9097f3664ec0cc033.jpeg
whatsapp-image-2020-08-07-at-07-38-43-5f3962e9097f3664ec0cc033.jpeg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun