Melihatmu bersama dengan yang lain, sangat menyakitkan bagiku. Tapi aku tak bisa membiarkan mu menangis nantinya. Oleh karena itu ku pilihkan pria yang tepat untuk mu.Â
.
"Kamu yakin ingin melepasnya untukku?
"Ya, kau suka dengannya kan?"Â
Rival yang kini menjadi partner kerjaku itupun mengangguk, "kalau begitu jaga dia untukku," ujarku lagi.
.
Tak kusangka kau benar-benar menerimanya dalam kehidupanmu. Tapi tak apa, inilah caraku melepas mu sehingga aku tak harus merasakan sakit yang begitu dalam.
"aku tahu kamu memiliki hubungan lain di belakangku."
Inilah waktunya aku mengatakan dan akan mengakhiri semuanya. "Bukan, kamu salah paham," sangkalnya.Â
"Gak apa kalau memang kamu lebih nyaman bersamanya. Kita bisa berteman saja, ok?"
Dia terus berusaha mempertahankan pendiriannya untuk tidak berpisah dariku, namun akhirnya ia menyerah. Menghadapi betapa keras kepalanya aku. Inilah yang terbaik, sehingga kamu tidak akan melihatku jatuh dan pergi tanpa menitipkan mu pada siapapun.Â
Setidaknya aku bisa tenang, pergi meninggalkan mu di dunia ini bersama orang yang ku kenal. Maaf karena aku berpisah dengan mu dengan cara seperti ini. Menjadikanmu seperti seorang penjahat. Padahal aku yang paling jahat disini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H