Elegi Bumi Pertiwi
Inilah tanah kita berpijak
Dimana petani lunglai memegang cangkul karena mahalnya harga pupuk dan bibit.
Bumi dimana benih di semai namun komplek perumahan yang tumbuh.
Buruh menjual sisa nyawa demi mengisi lambung kosong untuk sekedar bertahan dengan nafas yang kembang kempis.
Dan guru menyerahkan leher pada tiang gantungan kurikulum yang membayar dengan tumor-tumor administrasi yang menggerogoti kecerdasan isi kepala.
Oooo Bumi Pertiwi
Dimana kau simpan mimpi-mimpi masa depan?
Dimana engkau sembunyikan hebatnya kekuatan.
Apakah setan atau Tuhan?
Kami jengah dengan keadaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H