Mohon tunggu...
Fenti Aprianti
Fenti Aprianti Mohon Tunggu... Guru - Bestienya siswa😘😘

Nonton film dan kulineran adalah hobi saya🙋

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kumis

16 Maret 2023   09:40 Diperbarui: 16 Maret 2023   09:47 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kumis

Berdiam senyap di atas bibir
Silir-silir terbuai hembusan nafas yang bertiup dengan perlahan.
Dua garis jadi pembatas
Seolah bukti bahwa segalanya adalah sementara
Meski makna yang ada tiada pernah habisnya.

Rambut-rambut tumbuh jahil berimbun
Nakal beruntai kesana dan kemari
Memaksa si tajam memangkas hingga menghabisinya

Kumis
Adalah cinta masa lalu
Bagi kehidupan budaya para pejantan
Begitu mahluk gemulai mengagguminya
Lemah terkulai karena kulikan gatalnya.

Mana yang benar atau yang salah
Tiada ujung untuk mengetahuinya
Manakala kumis bergoyang
Selalu ada bulu roma yang akan mengerang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun