Artis punya pengaruh yang besar dalam menarik masa, maka tidak heran artis banyak dilibatkan dalam berbagai bidang, katakanlah politik dengan semakin banyaknya artis yang terjun menjadi wakil rakyat di DPR ataupun jadi kepala daerah.Â
Fenomena ini sebenarnya hal yang lumrah, karena artis lebih dikenal, lebih akrab di telinga dan mata masyarakat, katakanlah melalui perannya di sinetron, film, atau kemampuannya di dunia tarik suara.Â
Apakah ada korelasi latar belakang pendidikan dengan profesinya di kancah perpolitikan, tidak selalu ada, namun kepopuleran mengalahkan semuanya.
Berpijak dari kepopuleran artis, maka artis bisa dengan mudah memperoleh uang dari kegiatan endorse suatu produk. Cukup dengan mengiklankan suatu produk di media sosialnya, maka seorang artis akan memperoleh fee.Â
Apakah cara ini manjur untuk mendongkrak penjualan? Sepertinya iya, karena kalau tidak, maka tidak akan ada lagi kegiatan endorse oleh para artis ini.Â
Baru-baru ini, 2 orang artis Indonesia diduga meng-endorse saham, namun setelah dikonfirmasi kepada pihak perusahaan, jawabannya adalah mereka tidak pernah meminta artis tersebut untuk melakukan iklan untuk saham mereka.Â
Fakta menarik adalah, saham tersebut meroket nilainya setelah dua artis ini "mengiklankan" mengenai keuntungan berinvestasi di saham ini. Kenaikannya yang terjadi tidak bisa dipastikan disebabkan oleh adanya ajakan investasi dari artis tersebut, bisa saja kenaikan ini disebabkan oleh faktor lain.
Artis ataupun influencer memang tugasnya mengiklankan dan mengajak, sedangkan masyarakat tugasnya adalah bersikap cerdas dan menghindari sifat membebek atau hanya mengikuti orang lain tanpa berpikir.Â
Kebanyakan orang begitu melihat seorang artis membeli produk tertentu, lantas akan mengikuti tanpa pikir panjang apakah produk tersebut cocok dengan kondisinya atau tidak.Â
Dalam melakukan kegiatan investasi, banyak faktor yang harus dicermati, kenali dulu produknya, apakah akan investasi dalam saham atau reksadana atau jenis investasi lainnya.Â
Yang namanya investasi, pasti ada risikonya, dan yang menanggung risikonya adalah investor yang bersangkutan. Karena itu, biasakan budaya membaca, gali informasi sebanyak-banyaknya sebelum memutuskan untuk berinvestasi, jadilah investor yang melek informasi.
Fenomena minim literasi keuangan cukup memprihatinkan, karena berimbas pada harapan untuk memperoleh untung dalam berinvestasi malah berujung buntung. Hal ini terjadi karena tidak dibudayakannya membaca dan menggali informasi dari sumber yang valid.Â
Masyarakat lebih senang memperoleh informasi instan karena tidak membutuhkan waktu yang lama untuk dicerna. Daripada membaca prospektus yang panjangnya gak ketulungan, mending lihat artis yang ngomong tentang investasi, kita ikut aja dah, pasti cuan ini.Â
Artisnya mungkin saja dapat cuan, yang ngikutin kan belum tentu. Keputusan anda, risiko anda. Apapun produknya, jangan hanya membebek dan mem-follow tanpa ilmu. Jadilah followers yang cerdas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI