[caption id="attachment_376842" align="aligncenter" width="300" caption="beras kencur hangat khas umbul ponggok klaten"]
Minuman yang cocok untuk menghangatkan tubuh selepas bercengkerama dengan air umbul. Dari cerita si ibu penjual minuman itu aku mengetahui bahwa wajah baru Umbul Ponggok sudah bisa dinikmati sejak tahun 2010. Persis seperti yang tertera di prasasti peresmian yang melekat di dinding sebelah loket tiket masuk.
[caption id="attachment_376843" align="aligncenter" width="300" caption="peresmian umbul ponggok klaten."]
Dari si ibu penjual juga kudapati info bahwa Umbul Ponggok bisa di booking seharian jika dikehendaki. Tentunya ini menguntungkan jika jumlah pengunjung dalam satu rombongan berjumlah ratusan. Ini mengantisipasi kapasitas Umbul Ponggok yang tidak terlalu besar.
Bagi pengunjung muslim tersedia mushola yang “terjepit” diantara toilet dan kios persewaan. Toilet Umbul Ponggok berada di ketinggian yang berbeda hingga harus naik tangga.
[caption id="attachment_376845" align="aligncenter" width="300" caption="toilet umbul ponggok klaten"]
Biaya yang dikenakan untuk penggunaan toilet terjangkau. Cukup seribu rupiah untuk ganti kostum dan dua ribu rupiah untuk BAK, BAB serta mandi. Selain jumlah toilet yang memadai dan bersih, dari ketinggian toilet ini dapat di temukan pemandangan yang keren. Voilaaa...ku persembahkan Umbul Ponggok dari ketinggian 200 dpl.
[caption id="attachment_376844" align="aligncenter" width="300" caption="umbul ponggok dari ketinggian"]
Dan terakhir aku persembahkan nama tengah ku, SELFIE, di depan toilet.
[caption id="attachment_376849" align="aligncenter" width="300" caption="selfie di umbul ponggok"]
Ketika aku broadcast foto selfie ke nomer kontak keempat temanku dengan caption, “Mau snorklieng di Umbul Ponggok?”, balasan “Mauuuu ...!!!” kembali menggema. Padahal aku belum selesai mengetik pesan selanjutnya.