Sepuluh tahun sudah berlalu. Percakapan dengan teman semalam lah yang membuatku kembali mengunjungi tempat ini.
“Kabur kemana lagi kamu, Wir?”, tanyaku melalui chat jejaring sosial ketika melihat foto profil teman SMA.
[caption id="attachment_376834" align="aligncenter" width="504" caption="snorkeling air tawar"]
Temanku yang bekerja di Jakarta itu menyahut dengan kiriman emoticon tawa terbahak-bahak. “Elu ga tau Nyak itu dimane?”, tanya balik temanku.
“Pulau Seribu?”, jawab ku asal mengingat tempat snorkling terdekat dengan domisilinya.
Kembali si emo yang muncul duluan. Membuat mulutku maju kedepan tiga senti yang pasti akan menambah lebar tawa temanku jika melihatnya.
“Itu di kampung kite kaliii,” jawabnya. “Di Umbul Ponggok. Elu malah belum pernah kesana Nyak? Payah. Lagi ngehits tuh”.
Ingatanku kembali melayang pada salah satu headline portal berita terkemuka. Judul headline itu menyebut-nyebut nama Umbul Ponggok. Umbul yang dulu pernah menjadi tujuan tempat hiburan anak sekolah berkantong tipis sepertiku. Sayangnya saat itu aku tidak sempat membaca isi headline sehingga aku tidak tahu kabar terkini dari tempat berjarak 10 menit dari rumah.
[caption id="attachment_376824" align="aligncenter" width="400" caption="landmark umbul ponggok klaten"]
Kini aku meluangkan waktu untuk mengunjungi kembali salah satu umbul dari sekian banyak umbul yang ada di kawasan minapolitan Polanharjo itu.