Saya bergegas membuka smartphone ketika terdengar notifikasi BBM. Sebagai pelaku bisnis online yang mengandalkan komunikasi via line chat maupun sms, kecepatan respon terhadap pelanggan selalu saya utamakan. Saya membaca chat masuk yang bertuliskan:
"Mbak, saya jadi ambil A, B dan C. Total berapa? Dikirim ke alamat XXXX ya?"
Saya lalu membalas pesan tersebut dengan jawaban total biaya barang berikut beberapa opsi jasa pengiriman barang berikut ongkos kirimnya. Saya memang selalu memberikan pilihan jasa pengiriman, tidak serta merta memberikan ongkos kirim. Selain menghindari kesalahan jumlah ongkos kirim yang diminta, tidak jarang jasa pengiriman yang digunakan tidak sesuai dengan konsumen sehingga rawan menimbulkan keluhan.
"Oke mbak, pilih JNE saja, yang sudah biasa pakai. Â ... ". Demikian jawaban pelanggan. Saya pun mengiyakan dan segera menyiapkan pesanan agar bisa segera dikirim begitu ada konfirmasi pembayaran. Dari sekian banyak pesanan barang yang akan saya kirim biasanya lebih banyak yang menggunakan JNE. Meskipun tidak selalu ongkos kirim yang harus dibayarkan paling murah, rupanya JNE sudah mendapat hati pelanggan untuk urusan kepercayaan pengiriman barang.
[caption id="attachment_354414" align="aligncenter" width="576" caption="Bukti pengiriman barang (doc. pribadi)"][/caption]
Kebetulan saat itu saya sedang berada di daerah Kalasan, dekat dengan bandara Adi Sutjipto Yogyakarta. Di kawasan bandara berjajar counter jasa pengiriman. Saya segera disambut pegawai JNE yang kemudian mempersilahkan duduk di meja penerimaan barang. Saya sangat terkejut mendapati pegawai JNE yang lincah menggunakan mesin ketik jadul untuk menuliskan data di form. Hal yang unik dan tidak biasa. Usut punya usut ternyata penggunaaan mesin ketik di counter tersebut dengan alasan tidak terganggu kinerjanya ketika mati lampu dan lebih jelas data yang tertulis dibanding di tulis tangan. Maklum sebagian besar pegawainya laki-laki yang mengaku tidak memiliki kemampuan menulis yang rapi dan mudah terbaca. Hal ini semakin membuat Fenny memberikan dua jempol untuk pelayanan JNE.
[caption id="attachment_354417" align="aligncenter" width="432" caption="pelayanan JNE"]
Saya sendiri juga lebih suka menggunakan jasa pengiriman JNE. Fitur cek tarif dan tracking yang tersedia di website resmi JNE sangat membantu. Untuk urusan cek tarif, jarang sekali jumlah ongkos kirim yang saya bayarkan meleset ketika transaksi di counter JNE dimanapun. Selain menguntungkan pelanggan yang tidak harus membayar berlebih, saya pun jadi tidak beresiko rugi karena jumlah ongkos yang diminta kurang. Fitur trackingnya juga jelas karena bisa memberikan informasi posisi barang yang dikirimkan, sedang dalam proses pengiriman atau sudah diterima.
[caption id="attachment_354430" align="aligncenter" width="300" caption="Cek tarif dan tracking JNE"]
Selain mendukung aktivitas bisnis online, saya juga kerap menggunakan jasa pengiriman JNE untuk keperluan pribadi. Salah satunya ketika tiba-tiba kakak saya yang berada di Padang kangen dengan rambak cakar, cemilan ringan khas Klaten. Tekstur rambak cakar yang rawan hancur membuat saya pusing dengan cara pengirimannya. Kalaupun dikemas dengan kardus, jika dibanting bisa-bisa remuk. Saya lantas browsing jasa pengiriman yang mau mengirimkan barang jenis makanan.
[caption id="attachment_354420" align="aligncenter" width="320" caption="rambak cakar khas Klaten"]
Pucuk dicinta ulam tiba. Rupanya JNE sudah meluncurkan layanan baru berupa PESONA. Layanan ini memungkinkan pelanggan JNE mengirimkan makanan. Â Saya pun segera meluncur ke agen resmi terdekat untuk konfirmasi. Untungnya meski tempat tinggal saya di desa, sudah ada agen resmi JNE yang berjarak kurang dari 2 km dari rumah.
[caption id="attachment_354426" align="aligncenter" width="300" caption="counter JNE Jatinom"]
Petugas JNE pun mengiyakan bahwa JNE memang menerima pengiriman makanan. Saya pun merasa lega karena menemukan jasa pengiriman untuk rambak cakar. Satu dus berukuran dus mie instan pun saya serahan petugas JNE berikut alamat pengiriman. Saya pun memberikan keterangan tambahan tentang isi paket dan peringatan "Jangan Dibanting". Saya pun pulang setelah membayar ongkos kirim dan membawa bukti pengiriman.
[caption id="attachment_354434" align="aligncenter" width="300" caption="cek tarif Solo ke Padang"]
[caption id="attachment_354435" align="aligncenter" width="300" caption="pilihan tarif JNE"]
Saya memilih paket OKE dan setelah dua hari kemudian kakak di Padang sudah memberitahukan melalui telepon dengan gembira bahwa rambak cakar sudah sampai dengan kondisi OKE pula. Kakak jadi makin semangat minta dikirimkan aneka makanan khas Jawa yang tidak ada di Padang. Untungnya ada JNE. Selamat ulang tahun ke-24 JNE :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H