Mohon tunggu...
FENNY AULLIA MUSKHAFITRI
FENNY AULLIA MUSKHAFITRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang mahasiswa dengan mbti infp yang suka menuangkan pikirannya dalam laman tanpa bercak pena.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Edukasi Kesehatan Menggunakan Komik? Siapa Takut!

2 September 2021   20:14 Diperbarui: 2 September 2021   20:18 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah kalian pernah mendengar kata KKN ? Ya betul sekali, menurut wikipedia KKN / Kuliah Kerja Nyata adalah bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu di Indonesia.Pada kesempatan ini saya memilih Desa Arjasa, Kec. Arjasa, Kab. Jember untuk menjalankan kegiatan KKN saya, dan topik yang saya ambil adalah STUNTING, AKI dan AKB.Alasan saya mengambil topik di atas karena jumlah kasus stunting atau perawakan pendek di Indonesia yang tinggi bahkan menduduki peringkat ke-4 dunia dan peringkat ke -2 se Asia Tenggara.

Sedangkan kasus AKI dan AKB di Jember juga tak kalah banyaknya hingga menduduki peringkat 1 dengan kasus tertinggi di Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan catatan Pemkab Jember kasus AKI(Angka Kematian Ibu) mencapai 174 kasus pada tahun 2019 dan menurun hanya 1 kasus menjadi 173 kasus pada tahun 2020.Sementara itu, angka kematian bayi per seribu kelahiran hidup pada tahun 2019 adalah 12,3 kasus dan menurun menjadi 9,22 kasus pada tahun 2020.

Sebagai mahasiswa kedokteran sudah menjadi tanggung jawab saya untuk membantu pemerintah dan tenaga kesehatan lainnya untuk membebaskan Indonesia dari masalah kesehatan seperti kasus Stunting,AKI dan AKB ini.(https://sd.unej.ac.id/kelas-kkn/876)

Menurut literatur yang saya baca tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi dan stunting tak terlepas dari tingginya kasus pengangguran, kemiskinan dan masalah pernikahan dini yang dilakukan oleh masyarakat indonesia.

Tingginya kasus pernikahan dini tanpa dibarengi oleh edukasi perihal kesehatan organ reproduksi pengenalan mengenai penyakit menular seksual dan masih banyak lagi menyebabkan banyaknya remaja yang berpikiran sempit dan kurang bijak dalam mengambil keputusan tersebut.

Padahal bila para remaja dan kader-kader posyandu lebih sering diberikan penyuluhan perihal bab-bab di atas sudah dapat dipastikan Insya Allah masalah-masalah kesehatan seperti Stunting,AKI dan AKB dapat berkurang bahkan menurun secara signifikan.

Dalam kegiatan KKN ini saya memutuskan untuk membuat program "Edukasi Kesehatan organ reproduksi, PMS dan Bahaya Pernikahan Dini dengan Media Komik dan Criss Cross Puzzle" edukasi ini saya lakukan secara offline ke rumah warga yang memiliki anak remaja yakni yang berusia 10-19 tahun serta "Edukasi Pencegahan Stunting" ke kader posyandu manggis V desa Arjasa.(https://youtu.be/1pzFy2OnvLY)

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Setelah menyelesaikan program ini saya memberikan modul dan menguji pemahaman dengan permainan Criss Cross Puzzle atau biasa disebut TTS.Setelah program ini saya berharap angka stunting, aki dan akb di Indonesia khususnya Jember dapat menurun secara signifikan dan masyarakat lebih paham dan aware perihal bab-bab di atas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun