Mohon tunggu...
Fenny Alya
Fenny Alya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Etika dan Estetika Berbudaya Sebagai Makhluk Budaya

2 November 2017   17:53 Diperbarui: 2 November 2017   17:59 1646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebudayaan, beberapa ahli ilmu sosial telah berusaha merumuskan definisi kebudayaan dalam rangka memberikan pengertian yang benar tentang apa yang dimaksud dengan kebudayaan. Terdapat dua pemikiran kerangka yaitu dari aliran idesional dan aliran behaviorisme. Namun, seiring dengan berjalannya waktu banyak orang yang terjebak dalam mendefinisikan arti kebudayaan dalam sifat chauvinism, yaitu membanggakan kebudayaan sendiri dan menganggap rendah kebudayaan lain. Seperti yang dikemukakan oleh Adolf Hitler dengan kalimat Deutschland Uber Alles in Der Welt (Jerman diatas segala-galanya dunia)

Kebudayaan Indonesia adalah salah satu dari sekian banyak kebudayaan yang ada di dunia. Keberadaannya sama dengan kebudayaan lain dan telah berlangsung dalam waktu yang lama. Mendiskusikan kebudayaan Indonesia, maka kita akan berbicara tentang sejarah panjang pertemuan antar budaya daerah Indonesia dengan kebudayaan dari luar Indonesia. Pertemuan kedua budaya tersebut sudah dimulai sejak masuknya agama Hindu dan Buddha. 

Kebudayaan daerah Indonesia yang masih sederhana kemudian berakulturasi dengan agama Hindu dan Buddha yang menjadi sedemikian luas dan dianut oleh banyak masyarakat di Indonesia, dengan bukti dari banyaknya kerajaan yang pernah ada di wilayah Barat dan Tengah. Jika dikaji dalam masa penjajahan, bukan hanya kisah perlawanan fisik semata, tetapi juga tentang perlawanan kebudayaan. 

Oleh karena itu, terjadi perubahan yang besar dalam banyak bidang besar kehidupan kita, dengan kita menyoroti perubahan bentuk pemerintahan dari kerajaan menjadi negara, menjadi perubahan yang menuntut adanya kesatuan wilayah dan kebudayaan. Pada masa ini pula, polemik tentang dasar negara, bahasa, dan persoalan kebudayaan nasional mulai terlihat. Saat itu pula telah terlihat banyak usaha yang dilakukan untuk merumuskan apa itu kebudayaan Indonesia, tetapi usaha perumusan tersebut belum membuahkan hasil yang final dan memuaskan. Bahkan tampaknya kita perlu jujur bahwa masyarakat telah banyak yang teralihkan perhatiannya kepada kebudayaan yang dibawa oleh bangsa Eropa dan Amerika.

Untuk itu, penting bagi kita melakukan upaya pengembangan kebudayaan Indonesia secara terus menerus. Rumusan nilai luhur yang tertuang dalam UUD 1945 dan Pancasila perlu untuk terus disempurnakan secara berkelanjutan agar kebudayaan nasional sebagai identitas kebangsaan teraktualisasi secara nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sudah saatnya kebudayaan Indonesia memiliki kesejajaran dengan budaya barat. Oleh karena itu, mulai disadari bahwa kebudayaan daerah di Indonesia memiliki keunggulan mulai dari pandangan tentang alam hingga pranata sosial. 

Dan masyarakat Barat juga mulai menyadari kekurangan kebudayaan mereka sendiri, yang terlihat lewat gairah dan ketertarikan kepada kebudayaan Timur sebagai penawar kegelisahan mereka. Mengenali dan mengembangkan kebudayan Indonesia adalah tugas yang diemban oleh setiap warga negara Indonesia. Jangan tinggalkan kebudayaan Indonesia karena kekayaan menunggu untuk dikenali, dikembangkan, hingga akhirnya dapat hidup mencapai kebesarannya, yang dahulu pernah dimiliki.

Konteks keindonesiaan, kebudayaan manusia Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah didesak oleh serbuan kebudayaan asing melalui deras arus globalisasi, sementara kebudayaan kita sendiri sangat sulit beradaptasi dengan budaya asing. Proses akulturasi budaya masih kental dengan pengejawantahan nilai-nilai asing itu sendiri dibanding menjadi sebuah kebudayaan milik sendiri, artinya, kebudayaan yang ditampilkan kebanyakan generasi muda saat ini bukan melalui proses belajar dan secara sadar mewakili kebutuhan mendasar mereka tetapi, lebih mengikuti tren kebudayaan baru dari luar. 

Lalu catatan berbudaya yang bagaimanakah  yang perlu ditanam ke setiap generasi bangsa terhadap budaya Nusantara kita? Adalah diantaranya menjaga sikap jujur dan bertanggung jawab terhadap setiap perubahan nilai, aktifitas bersosial, dan produk kebudayaan yang dihasilkannya. Tanpa harus tertutup dengan kebudayaan luar, pelestarian kebudayaan sendiri merupakan prioritas utama untuk menegaskan identitas kebangsaan dan kenegaraan kita.

 Kebudayaan merupakan langkah strategis pembangun bangsa, alasannya karena belum ada suatu usaha yang teruji untuk mengakomodasi budaya lokal ditingkat nasional, sehingga ternyata perjalanan bangsa sampai kini masih menuju pada kondisi yang memprihatinkan secara budaya. Indonesia sangat perlu menempatkan kebudayaan sebagai konsep dan sekaligus strategi. Kelembagaan forlmal maupun informal dalam masyarakat bertanggung jawab kepada keutuhan masyarakat dan mendukung kebudayaan menjadi titik sentral bagaimana proses pengembangan kebudayaan berlangsung secara kelembagaan (instituted process).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun