Sedangkan fotografi sebagai karya seni mengandung nilai estetika yang mencerminkan pikiran dan perasaan dari fotografer yang ingin menyampaikan pesannya melalui gambar/foto. Fotografi tidak bisa didasarkan pada berbagai teori tentang bagaimana memotret saja karena akan menghasilkan gambar yang sangat kaku, membosankan dan tidak memiliki rasa. Fotografi harus disertai dengan seni.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa fotografi sebenarnya merupakan teknik yang digunakan untuk mengabadikan momen penting dalam kehidupan. Selain untuk mengabadikan momen yang penting, sebuah foto juga dapat mengandung nilai jual atau komersial, jurnalistik, ataupun nilai seni yang tinggi tergantung pada kebutuhan seseorang untuk membuat foto yang diinginkan.Â
Dalam pembuatan atau menjalankan teknik fotografi tersebut, agar dapat mencapai nilai jual yang tinggi dibutuhkan seseorang yang biasa disebut fotografer, yang memiliki tugas untuk menjalankan teknik-teknik yang ada dalam dunia fotografi bukan seseorang yang hanya dapat mengbadikan momen dengan sekali menekan tombol, tanpa memperdulikan teknis lainnya. Foto dibuat untuk menyampaikan sesuatu yang ingin diingat dan memiliki pesan untuk disampaikan, foto yang berkualitas bukan hanya bisa menonjolkan keindahannya saja namun harus bisa menyampaikan pesan kepada orang yang melihatnya.
Sehingga setelah kita memahami pengertian fotografi dan fotografer dengan tepat dan benar, serta menempatkan profesi fotografer dengan benar, kita dapat memahami secara detail dan memandang penting setiap profesi yang ada, dengan memahami benar profesi tersebut dan dapat membedakan bahwa fotografer berbeda dengan tukang foto. Fotografer bukanlah profesi yang hanya sebatas memiliki kamera dan dapat menangkap momen-momen. Namun dalam dunia fotografi terdapat banyak sekali macam-macam foto yang lain, sedangkan tukang foto hanya mendokumentasikan saja. Ada beberapa pendapat dari seorang fotografer mengenai sudut pandang ini.
Salah satu contoh fotografer yang terkenal adalah seorang fotografer handal dan ternama asal Indonesia yaitu Rio Wibowo atau yang biasa dikenal dengan sebutan Rio Motret.Â
Rio menjalani profesi ini sudah sejak tahun 2004, yang awalnya lebih pada fotografi fashion,sampai Rio mulai tertarik akan segala hal dalam dunia fotografi sehingga dia dapat menjadi terkenal seperti ini. Siapa bilang menjadi seorang fotografer itu mudah dan tinggal asal jepret? Menurut Rio, Ia beberapa kali mengalami hal-hal unik yang juga mendebarkan selama menjalankan job-nya, untuk mencari sebuah keindahan itu kita memang harus effort. "Itu kadang-kadang nggak bisa digapai dengan mudah," pungkas Rio.
Fotografer menghabiskan banyak waktunya tidak di dalam sesi pemotretan saja, tetapi sebagian besar lebih ke pembuatan konsep & ide, perencanaan, persiapan, dan setelah selesai foto, masih harus melakukan post-processing (editing), layout dan percetakan. Banyak yang harus dipikirkan untuk menjadi fotografer, apalagi fotografer profesional yang bertarif tinggi. Ide kreatif, eksekusi dan hasil foto yang membuat seorang fotografer dibayar jauh lebih tinggi nilainya daripada aksi motret itu sendiri.
Tapi jauh lebih dari itu. Kameramen adalah seseorang yang jago menggunakan kamera, mengatur dan memilih settingan yang pas, sehingga hasilnya bagus (paling tidak secara teknis). Sedangkan fotografer adalah seseorang yang menciptakan foto yang indah, bukan hanya 'benar' secara teknis, tapi juga enak dilihat, bermakna atau unik.
Fandya pernah berpendapat mengenai fotografer dan tukang foto bahwa "Seperti sopir dan pembalap aja, dua-duanya sama-sama pegang setir, injak gas, injak rem dan sebagainya, tapi supir mendapat perintah, untuk belok kanan, lewat sana, jemput dan antar dan sebagainya, sementara pembalap adalah team work yang bagus untuk mencapai kemenangan sehingga perlu komunikasi dan support satu dengan lainnya".