"Pas malam, kereta disiapkan oleh mereka (petugas perawatan kereta -- FW), agar besok paginya bisa digunakan aman oleh para penumpang KRL." Terang Pak Asep Saeful Permana selaku Kepala Depo KRL Depok.
Untuk bisa masuk ke dalam ruang perawatan kereta, saya dan teman-teman blogger wajib mengikuti peraturan seperti memakai helm, rompi menyala, serta mengikuti arahan dan panduan dari Pak Asep Saeful Permana.
Takjub melihat area perawatan kereta di depo ini, karena langsung tersirat tidak hanya tubuh kita saja yang perlu melakukan perawatan, kendaraan pun juga. Apalagi KRL Commuterline sebagai angkutan massal, lebih dari puluhan ribu orang yang mengandalkan transportasi cepat ini, sehingga perlu menjaga kereta tetap dalam kondisi prima demi keselamatan bersama.
Hal di atas khusus dari sisi keretanya, lalu dari sisi kita sebagai pengguna transportasi umum juga perlu menjaganya, baik soal kebersihan dan untuk tidak melakukan vandalisme. Sebab merusak fasilitas publik ini, sama saja merusak fasilitas yang seharusnya membuat kitanya nyaman, bukan?
Welcome in Heritage Depok
Lepas ishoma, jelajah kami pun berlanjut menjejakkan kaki di Cornelis Koffie. Di sini, kami ngobrol tentang sejarah Depok bersama Pak Boy Loen, salah satu keturunan Belanda Depok yang juga Ketua Bidang Sejarah Kepengurusan Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC).
Pak Boy menerangkan tentang Cornelis Chastelein yang membeli tanah Depok (Het Land Depok) sekitar tahun 1695 dan membuka lahan produktif. Ia juga memiliki lahan di Batavia (sekarang Jakarta) seperti di Pasar Baru, Masjid Istiqlal dan RSPAD Gatot Sobroto.
Pada masa itu, Chastelein adalah orang kaya yang baik hati dan bersahabat terhadap para budak, dengan membuatkan mereka rumah di area tepi Sungai Ciliwung. Tak sampai di situ, Chastelein pun juga membantu mereka dalam meningkatkan ilmu pengetahuan.
Tatkala Chastelein meninggal dunia, hak waris pun dibagikan dengan bagian anak-anak Chastelein yaitu di Batavia, sedangkan bagian budak-budak Chastelein di Depok. Di Depok inilah menjadi cikal bakal berdirinya Gementee Bestuur Depok (pemerintahan sipil).
1. Kafe Vintage di Depok
Siapa sangka, kafe unik ini adalah rumah R. Moh. Singer, keturunan Belanda Depok. Bagian kamar tamunya, serta bagian jendela masih terjaga.