Mohon tunggu...
Fenni Bungsu
Fenni Bungsu Mohon Tunggu... Freelancer - Suka menulis

Penyuka warna biru yang senang menulis || Komiker Teraktif 2022 (Komunitas Film Kompasiana)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Benarkah Roti Itu Hanya Sebuah Mimpi?

5 Agustus 2024   12:13 Diperbarui: 5 Agustus 2024   12:37 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi roti, dokumentasi by fennibungsu.com

Roti-roti tertumpuk rapi dalam sebuah keranjang berwarna putih

Aku hendak menggapainya,

Meski harus menunggu antrean

Untungnya tidak cukup panjang,

Karena tak lama kemudian,

Aku bisa melihat roti-roti yang beraneka rasa itu.

Ada satu roti yang menarik perhatianku

Memang tidak dibungkus dengan plastik

Sayangnya, keadaan roti yang berwarna coklat

dan ada isian selai strawberry itu bisa aneh bentuknya

lain dari bentuk roti pada umumnya

ia bukan seperti donat, tetapi malah bolong pada bagian tengahnya.

Aku pun enggan memilihnya.

Tak dinyana, pada sisi lain,

ada roti yang terbungkus plastik dengan sangat apik.

Aku pun meraihnya, dan senyum pun terkembang,

"Ini roti yang kusuka".

Ya, dari bentuknya tidak ada cela, dan masih utuh,

Terlebih pada bagian topingnya penuh keju pada sisi atas,

Sisi bawah dengan cokelat

Hemm, ini benar-benar aku suka

Dan aku pun memilihnya.

Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Ketika kedua mata ini terbuka,

Pandangan pun ke arah tanganku, 

"Mana rotiku tadi?"

Entah ada apa yang terjadi tadi malam

Mungkin orang menyebutnya itu adalah mimpi

Namun, apakah mimpiku tentang sebuah roti itu memiliki makna yang tersirat?

Ataukah memang hanya bergelayut menjadi kembang lelapnya orang yang sedang kelelahan?

Jakarta sedang Menunggu Jam Makan Siang, 5 Agustus 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun