Roti-roti tertumpuk rapi dalam sebuah keranjang berwarna putih
Aku hendak menggapainya,
Meski harus menunggu antrean
Untungnya tidak cukup panjang,
Karena tak lama kemudian,
Aku bisa melihat roti-roti yang beraneka rasa itu.
Ada satu roti yang menarik perhatianku
Memang tidak dibungkus dengan plastik
Sayangnya, keadaan roti yang berwarna coklat
dan ada isian selai strawberry itu bisa aneh bentuknya
lain dari bentuk roti pada umumnya
ia bukan seperti donat, tetapi malah bolong pada bagian tengahnya.
Aku pun enggan memilihnya.
Tak dinyana, pada sisi lain,
ada roti yang terbungkus plastik dengan sangat apik.
Aku pun meraihnya, dan senyum pun terkembang,
"Ini roti yang kusuka".
Ya, dari bentuknya tidak ada cela, dan masih utuh,
Terlebih pada bagian topingnya penuh keju pada sisi atas,
Sisi bawah dengan cokelat
Hemm, ini benar-benar aku suka
Dan aku pun memilihnya.
Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ketika kedua mata ini terbuka,
Pandangan pun ke arah tanganku,Â
"Mana rotiku tadi?"
Entah ada apa yang terjadi tadi malam
Mungkin orang menyebutnya itu adalah mimpi
Namun, apakah mimpiku tentang sebuah roti itu memiliki makna yang tersirat?
Ataukah memang hanya bergelayut menjadi kembang lelapnya orang yang sedang kelelahan?
Jakarta sedang Menunggu Jam Makan Siang, 5 Agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H