Pagi ini, gemericik air dari langit yang turun ke bumi masih terdengar.
Walau tidak sederas pada waktu dini hari,
tetapi basahnya dedaunan masih terus berlanjut,
hingga kilauannya terlihat di bawah cahaya lampu yang masih menyala.
Hujan, mengapa engkau datang?
Sebuah tanya yang mungkin terlintas dan terus dipertanyakan tatkala hati yang tidak puas
Seakan kemunculan hujan, bukan sesuatu yang diinginkan
Kedatangannya hanya akan membuat basah jalan,
lalu kaum mager alias si malas gerak pun bersorak dengan pertanyaan itu.
Belum lagi, keluhan sana-sini pun berkelebat
dari rembesan air pada dinding,
bocornya air yang menyelinap masuk ke dalam ruangan,
genangan-genangan yang setia berada dalam kubangan,
hingga tidak siapnya di waktu kemarau untuk antisipasi cegah banjir.
Padahal saat panas menyengat beberapa bulan silam,
banyak yang memimpikan kedatangan hujan.
Bahkan sampai berharap dan menyampaikan munajatnya,Â
demi si hujan bisa mampir ke rumah masing-masing.
Hujan, mengapa engkau datang?
Janganlah lagi mengungkapkan dengan tanya seperti itu.
Biarkan hujan tiba menyapa di waktu indah ini,
waktu pagi yang menambah sejuknya hari,
waktu berkah pintu-pintu kebaikan di hari jumat makin terbuka lebar.
Sambutlah hujan dengan senyum kebahagiaan,
sebagaimana bahagianya tatkala dedaunan yang menerima kehadiran hujan,
karena sudah waktunya bumi disirami dengan anugerah sejuk dari-NYA.
Masih Menikmati Hujan, 1 Desember 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI