Lengkungan di bagian benda berbentuk lingkaran itu mulai pudar
Kilauannya tak lagi berpendar
padahal cahaya lampu terang bersinar
malah membuatnya suram belukar
Sejenak mulai tersadar
Tak seharusnya benda itu masih tersimpan
Biarkan lenyap bersama gelapnya malam
Walau bisa saja saat pagi datang kenangannya belum hilang
Baiklah,
Move on harus dilakukan
Kalau tak sekarang maka kapan lagi akan berubah
Benda lengkung itu sudah ada di dalam kotaknya,
Ku bawa hingga ke suatu lokasi
Sebuah tempat yang kupikir tak akan diketahui oleh siapapun,
tapi lebih baik ada yang tahu,
agar tidak ada prasangka setelahnya.
Setengah melirik, aman..
Sekalipun ada lalu lalang kendaraan,
mereka tampak tidak peduli dengan apa yang kubawa
sambil aku melihat kembali benda lengkung itu,
salah satu yang berkendara itu menyadari sesuatu yang kupegang
ia turun dari mobilnya, lalu berujar: "Bukankah itu...?"
Aku hanya terdiam melihat sosok yang pernah kukenal itu.
"Apakah kamu berencana untuk membuang cincin itu?" sahutnya lagi.
"Tak perlu ada lagi yang tertinggal, bukan? Waktu berubah, kita pun berubah.."
"Bahkan sebuah rasa pun bisa berubah, begitukah?"
"Mengapa tidak? Kesempatan sudah berulang dipertanyakan, tapi tak pernah berusaha untuk menggapainya."
"Aku hanya.."
"Raih rejeki itu sesuai dengan waktunya, sebelum masanya berpindah ke masa yang lain."
Hening seketika. Matanya berkeliling seperti mencari rangkaian kata untuk lekas menanggapi. "Ya sudah buang saja itu... buanglah jauh-jauh, sebagaimana rasa yang pernah ada itu hilang tanpa jejak."
"Baik, terima kasih." Kotak dan benda lengkungan itu pun jatuh dari ketinggian dan perlahan melesat ke dalam air tanpa sejenak berucap salam kepada yang ada di atas permukaan. Begitupun dengan langkahku yang meninggalkannya, meski air mukanya berubah lara.
Jakarta, 27 November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H