Mohon tunggu...
Fenni Bungsu
Fenni Bungsu Mohon Tunggu... Freelancer - Suka menulis

Penyuka warna biru yang senang menulis || Komiker Teraktif 2022 (Komunitas Film Kompasiana)

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

4 Pesan Menyeruak dari Acara Diskusi Novel karya Yon Bayu yang Patut Kamu Ketahui!

14 November 2023   20:30 Diperbarui: 14 November 2023   20:39 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tak ada gading yang tak retak". Peribahasa ini sudah malang melintang familiar kita dengar, bahkan dari semenjak saya belum lahir melihat dunia indah ini. Makna tersiratnya kurang lebih bahwa tidak ada yang sempurna. Begitupun untuk sebuah karya, memungkinkan kesempurnaan tidak sampai 100% dalam penilaiannya, sehingga diperlukan kesiapan atas sebuah karya untuk "Dibedah!" Persiapan ini tak hanya mental saja dalam menerima segala masukan, tetapi juga perintilan lainnya menuju hari-H launchingnya 2 novel berjudul PRASA, dan KELIR itu terjadi.

Sebelum Acara Bedah Buku

Ya, tahun 2023 ini, dua karya bergenre sastra diluncurkan oleh Yon Bayu Wahyono atau akrab disapa Pak Yon. Persiapan ciamik dilakoninya dengan mengundang kurang lebih 15 kompasianer untuk turut serta hadir pre-launching Prasa & Kelir, pada hari Sabtu 21 Oktober 2023 lalu di Bogor. Alhamdulillah, saya termasuk juga yang turut hadir di sana, bahkan bisa mendapatkan kesempatan untuk membaca salah satu karya bapak 2 putri cantik ini, yang berjudul PRASA -- Operasi Tanpa Nama (Baca resensi Novel PRASA juga ya gaess).

Dalam acara pre-launching tersebut, merupakan bagian dari acara puncak Diskusi Novel Karya Yon Bayu yang berlangsung di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, gedung Ali Sadikin lantai 4, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Langsung pasang alarm saat itu, agar saya tidak terlewatkan mengikuti acaranya.

Hari H Acara Bedah Buku Prasa & Kelir

Tiba di lokasi acara, pada 29 Oktober 2023 disambut senyum manis Kak Sukma yang bertugas sebagai penerima tamu. Saya diminta langsung masuk, dan tak dinyana kursi sudah hampir penuh. Alhamdulillah masih tersedia bangku kosong di dekat pintu. Bertemu dan saling sapa sekilas dengan beberapa kompasianer, karena tak lama kemudian acara pun dibuka oleh Pak Nanang Ribut Supriyatin, penyair yang pernah menjuarai Lomba Cipta Puisi Kenangan Tentang TIM rentang tahun 1968-2018, yang diberi mandat selaku MC acara. Kemudian momen diskusi pun beralih kepada seniman perempuan, Ibu Nuyang Jaimee, yang menjadi moderator acara.

Dua wanita hebat pembaca nukilan novel karya Pak Yon (dok. fennibungsu.com)
Dua wanita hebat pembaca nukilan novel karya Pak Yon (dok. fennibungsu.com)

Saat nukilan novel KELIR dibawakan Ibu Retno Budiningsih suasana pun hanyut mendengarkan karakter Paksi dan Dyah disampaikan dan diselingi dengan nembang lagu Jawa. Sedangkan Ibu Devie Matahari membawakan nukilan novel PRASA dengan menggelegar disertai ekspresi tegas nan ciamik, menjadikan seisi ruangan seakan ikut di dalam cerita bersama Shama, Apon, dan anak-anak lain yang sedang berada di sebuah hutan. 

dok. fennibungsu.com
dok. fennibungsu.com

Nah, saat pembahasan tentang kedua novel sastra ini nih yang ditunggu-tunggu, dimulai dari Pak Sunu Wasono. Budayawan dan pensiunan dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia ini membedah novel KELIR, menyampaikan bahwa dalam dialog novel tertulis kerto, padahal kaidah bahasa Jawa seharusnya adalah ditulis karta, walau dalam pengucapan akan dibaca kerto.  Serta terdapatnya typo huruf k, pada sebuah kata, misalnya kata menampakkan, yang seharusnya jumlah huruf k adalah 2, bukan satu.

"Terlepas dari kekurangan-kekurangan, novel ini menambah khasanah sastra Indonesia. Walau bagaimana pun penulisan novel tetap membutuhkan riset yang sungguh-sungguh, menuntut deskripsi dan eksposisi yang cukup data dan informasi saat menjadi narasi novel dan dialog antar tokoh." Pungkas Pak Sunu Wasono.

dok. fennibungsu.com
dok. fennibungsu.com

Sedangkan menurut Pak Isson Khairul, jurnalis, penulis, sekaligus Kompasianer senior sebagai pembedah novel PRASA menyampaikan bahwa, pengarang novel ini kurang memberi ruang kepada tokoh-tokoh untuk merenungi, mencermati, dan mengeluarkan gejolak dari dalam karakter masing-masing. Jadi penggalian terhadap sisi psikis perlu digali lebih dalam, sehingga bisa membuat pembaca mudah menghayatinya. Selain itu juga, kurangnya vibes karakter Prasa yang notabene adalah Perempuan.

"Novel PRASA ini terdapat benang merahnya, yaitu tentang kejahatan kemanusiaan, perjuangan seorang anak perempuan mencari asal usulnya, serta setiap orang sesungguhnya dilahirkan baik, bila menjadi jahat ada faktor-faktor di luar dirinya yang membuat dia menjadi jahat. Meski begitu, tak mudah membuatnya menjadi runtut, tapi Yon Bayu Wahyono memudahkan kita meruntut cerita ini." Terang Pak Isson Khairul.

Mikropon pun beralih ke Pak Yon guna menyampaikan pertanggung jawaban karya. Ia menghargai atas tafsir dan pendapat untuk novel KELIR dan PRASA. Kompasianer peraih Best Opinion di ajang Kompasianival tahun 2017 ini menambahkan, bahwa karya fiksi seperti novel memiliki ragam tafsir. Dia tidak tunggal karena bukan berita, ataupun informasi suatu peristiwa. Pembaca karya sastra dapat mengintepretasikannya sesuai dengan keadaan maupun latar belakang pendidikan.

Diskusi pun berlanjut dengan tanya jawab dari para peserta yang hadir karena makin antusias akan 2 karya sastra ini. Tak disampai di situ, momen manis pun terjadi saat menghadirkan 2 puteri Pak Yon untuk hadir mendampingi beliau. Acara yang berlangsung hingga pukul 5 sore ini pun ditutup dengan berfoto bersama.

Dari keseluruhan acara, ada yang unik di sini menurut saya yaitu ada dan tidak ada. Maksudnya ialah, adanya penyampaian pertanggungjawaban karya oleh penulis, karena saya pernah ikut acara bedah buku di mana momen ini tidak ada. Jadi meski si penulis novel/pengarang buku (non fiksi) turut serta di acara bedah buku, dia tidak menyampaikan hal tersebut. Sedangkan posisi tidak ada yaitu Pak Yon tidak menyampaikan proses kreatif kedua novel sastra tersebut secara gamblang. Mungkin akan tetap dibuat misteri, atau bisa saja akan terbit novel selanjutnya yang sekaligus menjawab tentang behind the scene-nya PRASA & KELIR? Mengapa tidak, ya kan..kan... hehehe. 

dok. fennibungsu.com
dok. fennibungsu.com

Oh iya, kalau sekilas tentang novel Prasa dan Kelir bisa dibaca di infografis di atas. Dari kegiatan yang berlangsung ini, tersirat pula akan 4 hal penting yang wajib diketahui, yaitu:

1. Apakah Kamu Punya Karya? Maka Bersiaplah Mendapat KriSan

Saat kita memiliki karya, maka harus siap untuk mendapat masukan dari orang lain alias KriSan yaitu Kritik dan Saran. Ambil masukan positif yang membangun, seperti yang disampaikan oleh Pak Sunu Wasono dan Pak Isson Khairul. Adanya KriSan ini bukan berarti gak suka atau menjadi haters ya, tetapi mengarah kepada masukan bermanfaat, agar kedepannya lebih memerhatikan hal-hal detail.

Seru.. foto bareng dengan Kompasianer (dok. Mbak Denik)
Seru.. foto bareng dengan Kompasianer (dok. Mbak Denik)

2. Silaturahmi Itu Indah

Acara bedah buku ini, menjadi penyatuan silaturahmi karena saya bertemu kompasianer lintas generasi yang kalau ditulis sini bisa tambah panjang karakternya, hahah (lihat fotonya aja ya di atas). Selain itu, dipertemukannya beragam peserta acara karena hadir juga pemerhati sastra dan lintas komunitas, seperti:

  • Clickompasiana (CommuterLine Community of Kompasiana),
  • Kopaja71 (Komunitas Kompasianer Jakarta),
  • Indosiana (Cerita Indonesia di Kompasiana),
  • Pulpen (Perkumpulan Pecinta Cerpen Kompasiana),
  • Komunitas Perempuan Pelestari Budaya Nusantara (PPBN).

3. Orangtua Selalu Melakukan yang Terbaik demi Anaknya

Di jelang-jelang akhir sesi acara Bedah Buku PRASA & KELIR ini, tak dinyana Pak Yon menghadirkan 2 putrinya nan jelita. Semringah tampak jelas di wajah mereka, tatkala menuju mimbar podium dan berdiri di sebelah kanan dan kiri beliau. Momen haru sekaligus membanggakan tersebut disaksikan oleh puluhan pasang mata. Dari hal tersebut, menyiratkan bahwa orangtua akan selalu melakukan yang terbaik demi anaknya. Serta seorang anak pun juga berbahagia tatkala orangtua mereka bisa menelurkan karya terbaiknya nan bermanfaat. Hal tersebut pernah saya rasakan, ketika cerpen ayah saya tembus ke media online basabasi.co berjudul Tabe Antu (Meski sayanya sendiri malah belum bisa goal juga mengirim karya ke sana, hihi).

Simbolis penyerahan 2 novel karya Pak Yon Bayu kepada perpustakaan PDS HB Jassin (dok. fennibungsu.com)
Simbolis penyerahan 2 novel karya Pak Yon Bayu kepada perpustakaan PDS HB Jassin (dok. fennibungsu.com)

4. Hasilkan Karya nan Bermanfaat

Bukan hal yang mudah untuk menyusun dan memadukan kisah nyata tentang kemanusiaan, isu pelanggaran HAM, politik, aliran kepercayaan menjadi novel bergenre sastra. Sebab menurut saya racikan berkat pengalaman, membaca peristiwa dan fakta yang terjadi, faktor intrinsik dan ekstrinsik lainnya memungkinkan dapat memengaruhi Pak Yon sehingga terbentuklah Prasa dan Kelir. Ya, 2 novel yang diterbitkan oleh Teras Budaya ini bisa turut serta mendukung dalam memperkaya khasanah sastra Indonesia, terlebih karena telah hadir di perpustakaan PDS HB Jassin, sehingga mudah dibaca oleh masyarakat umum. Selamat ya, Pak Yon! Ini jadi pemacu untuk siapa saja, termasuk saya dan para peserta yang hadir di acara bedah buku, untuk jangan berhenti menghasilkan karya yang bermanfaat.

Ahad, 29 Oktober 2023, menjadi saksi sejarah untuk kompasianer senior yang sudah malang melintang dengan tulisan menghentaknya tentang misteri maupun politik ini. Acara bedah buku pun berlangsung atraktif dan interaktif. Kursi pun full people, dan tanya jawab terukir manis. Sehingga dapat saya merangkumnya menjadi oleh-oleh 4 pesan menyeruak dari bedah novel Prasa dan Kelir sebagai penyemangat untuk menulis buku, kuy!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun