Mohon tunggu...
Fenni Bungsu
Fenni Bungsu Mohon Tunggu... Freelancer - Suka menulis

Penyuka warna biru yang senang menulis || Komiker Teraktif 2022 (Komunitas Film Kompasiana)

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

4 Pesan Menyeruak dari Acara Diskusi Novel karya Yon Bayu yang Patut Kamu Ketahui!

14 November 2023   20:30 Diperbarui: 14 November 2023   20:39 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedangkan menurut Pak Isson Khairul, jurnalis, penulis, sekaligus Kompasianer senior sebagai pembedah novel PRASA menyampaikan bahwa, pengarang novel ini kurang memberi ruang kepada tokoh-tokoh untuk merenungi, mencermati, dan mengeluarkan gejolak dari dalam karakter masing-masing. Jadi penggalian terhadap sisi psikis perlu digali lebih dalam, sehingga bisa membuat pembaca mudah menghayatinya. Selain itu juga, kurangnya vibes karakter Prasa yang notabene adalah Perempuan.

"Novel PRASA ini terdapat benang merahnya, yaitu tentang kejahatan kemanusiaan, perjuangan seorang anak perempuan mencari asal usulnya, serta setiap orang sesungguhnya dilahirkan baik, bila menjadi jahat ada faktor-faktor di luar dirinya yang membuat dia menjadi jahat. Meski begitu, tak mudah membuatnya menjadi runtut, tapi Yon Bayu Wahyono memudahkan kita meruntut cerita ini." Terang Pak Isson Khairul.

Mikropon pun beralih ke Pak Yon guna menyampaikan pertanggung jawaban karya. Ia menghargai atas tafsir dan pendapat untuk novel KELIR dan PRASA. Kompasianer peraih Best Opinion di ajang Kompasianival tahun 2017 ini menambahkan, bahwa karya fiksi seperti novel memiliki ragam tafsir. Dia tidak tunggal karena bukan berita, ataupun informasi suatu peristiwa. Pembaca karya sastra dapat mengintepretasikannya sesuai dengan keadaan maupun latar belakang pendidikan.

Diskusi pun berlanjut dengan tanya jawab dari para peserta yang hadir karena makin antusias akan 2 karya sastra ini. Tak disampai di situ, momen manis pun terjadi saat menghadirkan 2 puteri Pak Yon untuk hadir mendampingi beliau. Acara yang berlangsung hingga pukul 5 sore ini pun ditutup dengan berfoto bersama.

Dari keseluruhan acara, ada yang unik di sini menurut saya yaitu ada dan tidak ada. Maksudnya ialah, adanya penyampaian pertanggungjawaban karya oleh penulis, karena saya pernah ikut acara bedah buku di mana momen ini tidak ada. Jadi meski si penulis novel/pengarang buku (non fiksi) turut serta di acara bedah buku, dia tidak menyampaikan hal tersebut. Sedangkan posisi tidak ada yaitu Pak Yon tidak menyampaikan proses kreatif kedua novel sastra tersebut secara gamblang. Mungkin akan tetap dibuat misteri, atau bisa saja akan terbit novel selanjutnya yang sekaligus menjawab tentang behind the scene-nya PRASA & KELIR? Mengapa tidak, ya kan..kan... hehehe. 

dok. fennibungsu.com
dok. fennibungsu.com

Oh iya, kalau sekilas tentang novel Prasa dan Kelir bisa dibaca di infografis di atas. Dari kegiatan yang berlangsung ini, tersirat pula akan 4 hal penting yang wajib diketahui, yaitu:

1. Apakah Kamu Punya Karya? Maka Bersiaplah Mendapat KriSan

Saat kita memiliki karya, maka harus siap untuk mendapat masukan dari orang lain alias KriSan yaitu Kritik dan Saran. Ambil masukan positif yang membangun, seperti yang disampaikan oleh Pak Sunu Wasono dan Pak Isson Khairul. Adanya KriSan ini bukan berarti gak suka atau menjadi haters ya, tetapi mengarah kepada masukan bermanfaat, agar kedepannya lebih memerhatikan hal-hal detail.

Seru.. foto bareng dengan Kompasianer (dok. Mbak Denik)
Seru.. foto bareng dengan Kompasianer (dok. Mbak Denik)

2. Silaturahmi Itu Indah

Acara bedah buku ini, menjadi penyatuan silaturahmi karena saya bertemu kompasianer lintas generasi yang kalau ditulis sini bisa tambah panjang karakternya, hahah (lihat fotonya aja ya di atas). Selain itu, dipertemukannya beragam peserta acara karena hadir juga pemerhati sastra dan lintas komunitas, seperti:

  • Clickompasiana (CommuterLine Community of Kompasiana),
  • Kopaja71 (Komunitas Kompasianer Jakarta),
  • Indosiana (Cerita Indonesia di Kompasiana),
  • Pulpen (Perkumpulan Pecinta Cerpen Kompasiana),
  • Komunitas Perempuan Pelestari Budaya Nusantara (PPBN).

3. Orangtua Selalu Melakukan yang Terbaik demi Anaknya

Di jelang-jelang akhir sesi acara Bedah Buku PRASA & KELIR ini, tak dinyana Pak Yon menghadirkan 2 putrinya nan jelita. Semringah tampak jelas di wajah mereka, tatkala menuju mimbar podium dan berdiri di sebelah kanan dan kiri beliau. Momen haru sekaligus membanggakan tersebut disaksikan oleh puluhan pasang mata. Dari hal tersebut, menyiratkan bahwa orangtua akan selalu melakukan yang terbaik demi anaknya. Serta seorang anak pun juga berbahagia tatkala orangtua mereka bisa menelurkan karya terbaiknya nan bermanfaat. Hal tersebut pernah saya rasakan, ketika cerpen ayah saya tembus ke media online basabasi.co berjudul Tabe Antu (Meski sayanya sendiri malah belum bisa goal juga mengirim karya ke sana, hihi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun