"Ayo Fen, naik Commuter aja ke kantornya. Nanti kita barengan naiknya dari Stasiun KlenderBaru sampai ke stasiun Gondangdia," kata rekan saya, mbak Wuri, kala itu sembilan tahun yang lalu.
Ada perasaan takut, gugup, serta malas berdesak-desakan untuk naik Commuter. Pada waktu yang sering orang-orang bilang rush hour, bakalan terbayang padat merayap. Belum lagi akan keringetannya di dalam, itu dalam benak saya.
Â
Modal "karena bareng teman"
Kantor saya waktu itu berada di bilangan Thamrin, Jakarta Pusat. Akses terjangkaunya adalah turun di stasiun Gondangdia, lanjut berjalan kaki atau menggunakan transportasi lain karena masih terbilang dekat. Kala itu saya menuju ke stasiun Gondangdia belum transit di Manggarai seperti sekarang ini. Jadi masih bablas perjalanannya, relasi Bekasi -- Jakarta Kota.
Modal "karena bareng teman", saya pun menjajal naik Commuter pertama kali ke tempat kerja. Untuk tiketnya saya memilih THB (Tiket Harian Berjamin), sehingga masih bolak balik antre untuk menukarkannya. Setelah merasakan beberapa hari jadi anker (anak kereta) kok kagum bisa cepat dirasakan, hanya 40 menit dengan Commuter lalu lanjut jalan kaki 15 menit ke kantor. Memang saat itu, masih terkena padatnya orang-orang yang sama jamnya berangkat kerja.
Nah, ketika sudah merasa "canggih nih", pilihan tiketnya pun berubah, jadi KMT (Kartu Multi Trip). Tak hanya itu, saya pun mencoba berangkat lebih pagi meski jadinya pergi sendiri. Hasilnya yes banget, tidak begitu padat dalam kereta. Bahkan, malah saya jadi tambah teman baru yang satu arah jalannya menuju ke kantor.
Makin Mantap karena KANGEN
Sudah lima tahun belakangan ini saya menekuni profesi sebagai blogger, yang mana ketika ada jadwal liputan otomatis lokasinya mengikuti kebutuhan alias tidak hanya di satu tempat. Adakalanya saya harus meliput tidak hanya di Jakarta saja, melainkan bisa di wilayah Tangerang Selatan, Tangerang Kota, Bogor, maupun Bekasi. Maka transportasi yang diandalkan adalah Commuter karena memang bikin KANGEN, alasannya:
Ke lokasi tujuan jadi lebih murah
Commuter memudahkan saya untuk menjangkau satu lokasi ke lokasi lainnya dengan biaya yang lebih hemat. Jika harus melanjutkan dengan transportasi lain sudah terintegerasi dengan transportasi publik lainnya sehingga masih ramah di kantong. Atau bila ingin  berjalan kaki pun dan sedang tidak diburu waktu bisa dilakukan, agar tubuh juga lebih banyak gerak.