Apa?? Dari semenjak lahir di Jakarta kok malah belum pernah ke kawasan bilangan Tebet, Jakarta Selatan itu?
Iyes, belum pernah gaess..
Bahkan dari namanya Taman Tebet Honda lalu berganti nama menjadi Tebet Eco Park, saya belum pernah ke sana. Makanya, waktu lihat info di laman Temu Kompasiana terus ada acara Koteka mengadakan kolaborasi dengan Ketapels untuk Kotekatrip-4 ini, saya antusias buat ikut.
Perjalanan Menuju Tebet Eco Park
Akses menuju Tebet Eco Park terbilang tidak sulit. Alternatifnya bisa menggunakan kereta Commuterline relasi Jakarta Kota-Bogor turun di Stasiun Cawang lalu lanjut ojol atau berjalan kaki sekitar 800meter atau menggunakan Mikrotrans Jak 43B, dan bisa juga turun di Stasiun Tebet lanjut ojol atau menggunakan Mikrotrans Jak 43B.
Namun, karena saya malas yang namanya transit di Manggarai jika naik kereta Commuterline dari arah Klender, jadilah saya memilih naik TransJakarta lalu turun di halte Tebet BUMD atau Tebet Eco Park yang dilalui oleh koridor 9, koridor 9C, dan koridor 7B. Lalu jalan kaki sekitar 300meter, dengan posisinya persis di belakang SPBU.
Oh iya, sebelum sampai di Tebet Eco Park, pastikan sudah mendaftarkan diri melalui Aplikasi JAKI ya gaess. Kalau saya, karena pergi ke sananya tanggal 2 Juli, maka saya mendaftarkan lebih dulu di tanggal 1. Lengkapi data diri, jumlah orang yang datang (1 sampai 5 orang), hingga jam kedatangan.
Bincang Santai hingga Taburan Hadiah
Sampai di lokasi Tebet Eco Park, saya belum eksplor banyak nih terkait lokasinya, karena mau menuntaskan tujuan utama dulu. Terlebih lagi Mbak Denik udah standby cantik bareng narasumber, dan beberapa rekan kompasianer.
Ini nih yang ditunggu-tunggu, ngobrol santai bareng kawan-kawan, apalagi yang dibahas itu mengenai profesi dubber yang langsung disampaikan oleh Kak Utami Isharyani, dengan moderatornya Pak Iswadi Suhari, penulis buku "Cintaku Setengah Agama".
Perkenalan pertama Kak Tami akan profesi dubber ini, diketahuinya semenjak dari jaman adanya telenovela. Ia pun tertarik dengan dubbing, maka lanjut untuk mengikuti workshop dubbing. Dapat job pertamanya itu menjadi pengisi suara Hafiz Hafizah yang tayang di YouTube.
Apakah profesi dubber ini ada peluang buat jobnya?
Ada dong. Asiknya dengan dubbing ini, ternyata tidak ada batasan usia loh, yang penting rajin menggali buat gabung ke berbagai komunitas dubber. Nanti tinggal masukin sampel suara, lalu casting suara.
Susah gak sih mendubbing itu?
Harus memahami lebih dulu emosinya, alias berusahalah menjadi si tokoh tersebut. Jadi bisa dikatakan harus memiliki juga "soul-nya" alias akting yang menjiwai karakter tersebut. Profesi dubber menjanjikan peluang juga ya gaess. Sering kita lihat pastinya entah itu ditayangan film, drama, maupun iklan yang menggunakan dubber untuk makin gereget lagi.
Lepas mengenal tentang profesi dubber, kami pun diajak nge-games dan baca puisi sama mbak Denik. Huahahah, deg-degannya bukan soal nge-games yang unik, tetapi baca puisnya ini nih, hehe. Alhamdulillah bisa menghadapinya (ciee), sehingga pulang bawa hadiah.
Eksplor Sejenak di Tebet Eco Park
Kelar acara, saya pun beranjak untuk mengeksplor sejenak taman kota yang luas areanya ini sekitar 7 hektare. Nuansa hijaunya pepohonan membuat healing manis pun terasa di sini. Berbagai fasilitas terdapat di Ecopark Tebet seperti area bermain anak, tempat jalan santai, jembatan kayu, tempat parkir, tempat sampah, mushola dan toilet.
Buat liburan manis bareng keluarga, atau mengadakan acara seperti Kotekatrip4 bersama Ketapel ini memang asik di sini. bisa membawa makanan sendiri atau potluck atau bila ingin jajan di luar pun juga oke, karena ada pedagang makanan di luar area, yang penting jangan lupa untuk menjaga kebersihan area, dan tidak merusaknya ya. Sampai juga di travel story selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H