Kalau mendengar kata "Banyuwangi" akan terlintas tentang keindahan kabupaten yang berada di timur Jawa ini. Terlebih di sana itu ada Taman Nasional Baluran yang menarik hati siapapun, termasuk saya juga khususnya. Pasalnya saya belum pernah ke sana. Hanya tahunya Taman Nasional Baluran sebagai salah satu contoh pelestarian in-situ (melakukan pelestarian alam sesuai habitat aslinya) ketika belajar IPA saat sekolah dulu, hehe.
Tertarik ingin eksplor alias berwisata dengan destinasinya pulau Jawa, khususnya Banyuwangi ini. Apalagi disampaikan oleh Ibu Asita DK saat Peluncuran Buku Banyuwangi "Sunrise of Java": Seru Bersama Koteka Travel! bahwa daya tarik dari Banyuwangi itu lengkap. Â
"Tujuan wisatanya ada pantai, budaya seperti Tari Gandrung, kulinernya ada Nasi Tempong, lalu jalan-jalannya juga ada Gunung Ijen yang menjadi destinasi utamanya Indonesia (tripadvisor)." Terang Ibu Asita DK, penulis buku Banyuwangi "Sunrise of Java".
Sekilas tentang Buku dan Penulis Buku Banyuwangi "Sunrise of Java"
Ibu Asita DK ini bisa dikatakan mantul banget dengan Banyuwangi, gaess. Beliau pernah tinggal menetap di Banyuwangi, di mana Bapak Mohamad Slamet DJP Koesoemo, ayahanda Ibu Asita DK ini bekerja. Sehingga bisa dikatakan Banyuwangi ini amat melekat, oleh mantan jurnalis Harian Kompas sekaligus Kompasianer yang memiliki nama lengkap Asita Djojo Koesoemo ini.
"Banyuwangi adalah kota kelahiran suami saya, Eddy Suryanto. Lalu masa kecil saya se-waktu SD pernah di Banyuwangi." Lanjut Ibu Asita.
Buku Banyuwangi "Sunrise of Java", merupakan buku ketiga dari penulis yang memiliki hobi traveling ini. Sebelumnya Ibu Asita DK sudah menerbitkan buku "Menyambut Pagi di Bromo, Melepas Penat di Raja Ampat" tahun 2013 terbitan Gramedia Pustaka Utama. Lalu buku kedua dengan judul "Saya Jatuh Cinta pada Flores" tahun 2017 diterbitkan oleh Penerbit Pohon Cahaya.
Dalam merampungkan buku dengan tebal 225 halaman ini, Ibu Asita DK membutuhkan waktu 6 bulan untuk menulisnya, sedangkan observasi lapangan dilakukannya dari sebelum pandemi. Sebagai gambaran, buku yang diterbitkan melalui LovRinz Publishing dengan editor adalah Mbak Anna R Nawaning, memiliki 4 bab bahasan yaitu: tujuan wisata di Banyuwangi, kuliner, legenda Banyuwangi, dan bagaimana tips ke Banyuwangi.
Trik Berfoto Saat di Banyuwangi
Saat berwisata, biasanya kita akan menyusuri jalan setempat, melihat suasana dan pemandangan alamnya, mencoba kulinernya, dan mengabadikan jejak sejarah bahwa pernah ke sana dengan berfoto.
"Foto identik dengan jalan-jalan." Ucap Ibu Sri Asih, Fotografer sekaligus traveller, pada kesempatan yang sama.
Menurut Ibu Sri Asih, penting untuk mengetahui tips dan trik sebelum mengambil foto apapun supaya mendapatkan hasil yang sesuai keinginan, yaitu:
- Ketahui lebih dulu tujuan berfoto itu untuk apa, apakah sebagai album atau sebagai informasi publik.
- Pahami arah cahaya datangnya dari sisi mana.
- Pilihlah alat untuk berfoto yang akan digunakan, misalnya dengan DSLR, ponsel maupun kamera pocket.
- Jangan lupa berlatih foto secara rutin agar memahami komposisi foto dan bisa dapat hasil sesuai ekspektasi.
Mupengnya buat berwisata ya, gaess. Maka dari itu, pas di Banyuwangi misalnya mau ke Hutan De Djawatan, Taman Nasional Baluran, dan Blue Fire Kawah Ijen dan destinasi lainnya yang kerap dijadikan incaran wisatawan, pastikan bawa persiapan fotografi biar bisa mengabadikan momen yang berkesan di sana.
Yes banget, soalnya Nusantara kita ini kaya dengan pemandangan alam yang indah dan ciri khas budayanya. Sehingga bisa menarik wisatawan untuk datang ke Banyuwangi yang bisa ditempuh dengan memanfaatkan sleeper bus, kereta dan pesawat juga. Banyuwangi mendapat julukan "Sunrise of Java", yang berarti matahari paling pagi di timur pulau Jawa. Tentunya melihat sunrise menjadi hal yang mengesankan untuk disaksikan secara langsung, terlebih dari tempat indah seperti Banyuwangi ini sehingga bisa dimasukkan ke dalam itinerary saat berkunjung ke sana.
Sebelum ke Banyuwangi, Cuss Ceki-ceki Ini Dulu!
Peluncuran buku yang berlokasi di Ruang O2 Corner Working Space Gedung Gramedia -- Kompas, Jakarta pada hari Sabtu, 24 Juni 2023 lalu itu dihadiri tidak hanya oleh rekan-rekan Kompasianer saja, tetapi juga sahabat dan keluarga Ibu Asita DK. Jadi makin berkesan deh dengan Banyuwangi. Oleh karenanya, sebelum ke sana, kuy ceki-ceki dulu di buku Banyuwangi "Sunrise of Java", gaess. Bisa dipesan langsung melalui media sosial Ibu Asita DK ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H