Mohon tunggu...
Fenni Bungsu
Fenni Bungsu Mohon Tunggu... Freelancer - Suka menulis

Penyuka warna biru yang senang menulis || Komiker Teraktif 2022 (Komunitas Film Kompasiana)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

5 Identik Ini yang Membuat Kampung Halamanku Unik dan Ngangenin

25 April 2023   14:50 Diperbarui: 25 April 2023   14:51 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kampung halaman, sebuah tempat yang menjadi alasan untuk dirindukan.

Tempat kenangan yang banyak mengukir senda gurau bersama keluarga, kerabat, dan teman.

Lokasi yang indah yang tak akan terlupakan.

Kesan mendalamnya akan selalu terkenang hingga kapanpun.

Kalau kita mengacu dari pengertian di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna kampung halaman berarti daerah atau desa tempat kelahiran. Dari hal ini, bahwa semenjak kita dilahirkan hingga dibesarkan itulah kampung halaman kita. Bersekolah di sana, lalu ketika dewasa ingin mencari suasana baru di kota lain dengan merantau.

Mungkin kampung halamanku berbeda dengan kampung halaman kamu. Akan tetapi yang namanya kampung halaman ada identik alias ke-khas-annya yang dari inilah akan selalu dirindukan. Ya, aku harap kamu yang membaca kisah kampung halamanku ini tidak akan kaget. Bersiap, ya! Lalu, apa saja perbedaannya kampung halamanku dengan kampung halamanmu?

 

Ramainya Pedagang Takjil Kembar

Sebelum menghadapi lebaran, kita akan menjalani nuansa indah di bulan Ramadhan. Suasana syahdu juga terasa di kampung halamanku. Terdengar muratal quran dari masjid-masjid di sini. Serta terdapat pedagang takjil kembar. Ya, antar pedagang yang satu dengan pedagang lainnya menjual dagangan mirip-mirip, misal si A berdagang gorengan, maka si B -- C -- D berdagang hidangan gorengan juga, hehe. Paling yang membedakan adalah ukuran, pengemasan, dan bentuk gorengan. Serta adanya tambahan takjil lain yang dijual pula.

Teman Masa Kecil dan Sekolah Apa Masih ada?

Alhamdulillah, bangunan sekolahku masih ada. Malah telah direnovasi menjadi lebih rapi, sehingga jadi berpikir, kenapa ketika daku bersekolah di sana sekolahku belum di bangun seperti itu, ya, hehe. Hanya saja untuk teman masa kecil, mereka tidak lagi berada di kampung halamanku ini. Sudah berpindah kota. Mungkin untuk teman masa kecil kamu, masih bisa kamu temui di kampung halaman, ya?

Hari Kerja = Crowded-nya Transportasi Publik

Kampung halamanku memiliki identik yang khas, yaitu crowded-nya transportasi publik pada hari kerja. Dari hari Senin hingga Jumat, khususnya di waktu berangkat dan pulang kerja hiruk pikuknya keadaan mungkin akan membuat pusing kepala. Transportasi publik akan penuh sesak dengan para pegawai yang akan bekerja. Momen ini mungkin tidak atau kurang ramai terjadi di kampung halamanmu saat hari kerja.

Suasana Pegunungan Bisa Dilihat Dari Sini

Suasana pegunungan yang sejuk menjadi ciri khas kampung halaman yang selalu dirindukan. Mungkin juga terlihat kabut yang menaungi sekitarnya. Barisan bukit-bukitnya pun ikut menjulang. Berbeda dengan kampung halamanku, di mana yang menjulang adalah gedung-gedung tinggi pencakar langit. Namun, untuk melihat pegunungan bisa dilakukan, yaitu ketika sedang berada di kereta Commuterline antara stasiun Matraman menuju stasiun Manggarai, maka akan terlihat sebuah gunung dari kejauhan.

Apakah Lengangnya Terasa?

Kampung halaman akan identik dengan suasana lengang. Bebas dari kepadatan orang-orang dan kemacetan. Tenang, kampung halamanku juga lengang. Terlebih seperti beberapa hari yang lalu, ketika orang-orang mudik. Walau saat jalanan lengang, entah mengapa daku jadi kangen dengan kampung halamanku yang terbiasa dengan jalanannya yang macet.

Loh kok malah aneh? 

Kenapa jadi orang yang mudik, bukannya kamu yang mudik, Fen? 

Di mana sih kampung halamannya, Fenni?

Ya, kampung halamanku adalah di sini, Jakarta. Meski memiliki darah Sumatera dari kedua orangtuaku, tetapi semenjak daku lahir hingga sekarang sebagai bloger dan content writer, daku berkutatnya di kampung halamanku, Jakarta ini.

Pernah daku rasakan saat melancong ke kampung halaman teman kerja di Blitar. Baru berjalan beberapa jam dengan kereta, entah mengapa daku pun merasakan seperti yang kamu rasakan juga, rindu kampung halaman. Hanya kita kebalikan saja lokasinya. Saat hari raya, kamu mudiknya ke kampung halaman yang memungkinkan di luar Jakarta. Sedangkan daku tetap stay di Jakarta, karena kampung halamanku di sini.

Seperti apapun kampung halaman kita, di situlah pertama kalinya kita melihat dan mengenal dunia ini. Bermulanya jejak langkah sebuah kisah indah yang akan dirajut untuk menjadi kenangan dan perjalanan kehidupan. Sebab, tanpa adanya kampung halaman, maka tak ada pula hal yang dirindukan menjadi sejarah manis untuk diceritakan kepada generasi selanjutnya, bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun