Dengan beragamnya potensi lokal di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat ini, maka wajar kalau Pemerintah menetapkan kawasan Mandalika sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Pembukaan Konferensi Internasional MandalikaÂ
Acara konferensi yang saya ikuti berlangsung secara daring, dimulai dari pukul 09.00 WITA atau pukul 08:00 WIB yang terbagi menjadi dua sesi seminar sangat menarik untuk disimak.
Dalam welcoming speech-nya Bapak Drs. H. Lalu Gita Aryadi, M.Si selaku Sekretaris Daerah Provinsi NTB, yang mewakili Gubernur NTB, menyampaikan bahwa, NTB telah melewati 3 fase evolusi pariwisata, antara lain:
Fase Tradisional: branding dan strategi pemasarannya adalah NTB dikenal sebagai tempat berlibur dan honeymoon, sehingga kunjungan wisatawan hanya bersifat temporal saat hari libur saja, belum secara masif.Â
Fase Pertumbuhan: di fase ini pariwisata NTB tumbuh dengan ikon baru (pada tahun 2010) dari yang sebelumnya NTB sebagai tempat berlibur maupun honeymoon saja, menjadi mice destination (menjadi tempat bekerja sambil berwisata) dan membranding NTB sebagai halal destination.Â
Fase Pengembangan: pada fase ini dimana keadaan berada di tengah pandemi, tapi berangsur-angsur menjadi lokasi yang aman untuk dikunjungi, sehingga dapat menjadi reborn pariwisata. Meski mengesampingkan mice destination karena kondisi yang tidak memungkinkan bila berlama-lama berada di dalam ruangan, maka menjadi momentum untuk mengembangkan daya tarik baru yaitu sport tourism.
Apalagi menurut Ibu Rizki Handayani, selaku Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, NTB sudah dikenal dengan kegiatan outdoor activity, yaitu terkenal dengan mendaki Gunung Rinjani.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!