Mohon tunggu...
Fenni Bungsu
Fenni Bungsu Mohon Tunggu... Freelancer - Suka menulis

Penyuka warna biru yang senang menulis || Komiker Teraktif 2022 (Komunitas Film Kompasiana)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

6 Cara Generasi Muda Dukung Net-Zero Emissions untuk Masa Depan Bumi

21 Oktober 2021   08:50 Diperbarui: 21 Oktober 2021   08:54 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bumi tidak akan membiarkanmu kesepian, maka jangan biarkan bumi demi kesenangan pribadi" (sumber: brilio.net). 

Kutipan di atas cukup menohok bila kita pikirkan lebih lanjut. Bayangkan saja, usia bumi yang lebih tua daripada diri kita, tapi amat "buruk" perilaku yang kita lakukan kepada yang lebih dulu ada di dunia ini. Bukankah seharusnya kita yang lebih muda untuk santun berpijak dan pandai dalam merawatnya? 

Namun apa yang terjadi, pemanasan global yang terjadi berkat gas emisi karbon melebihi ambang batas 1,5 derajat Celcius. Sebagaimana informasi yang saya kutip dari laman Kompas.com, bahwa CO2 berada di atmosfer dalam kurun waktu yang lama dan jumlahnya yang bertambah karena emisi tiap tahunnya.

Berat memang pembahasan tentang gas emisi karbon, karena kalau dipertimbangkan tidak mungkin juga sih bisa benar-benar zero. Akan tetapi, biar lebih gampang untuk disimak buat kita generasi muda sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mari kita kenalan dulu tentang Net-Zero Emissions. 

Berkenalan dengan Net-Zero Emissions, Penyebab, dan Dampaknya

Mungkin kamu pernah berada di dalam ruangan yang sebenarnya hanya menampung untuk kapasitas 30 orang tapi berkumpul 50 orang. Sayangnya tidak ada tanaman di ruangan itu. Jadilah tidak hanya akan terasa engap, tetapi juga panas berkeringat, meski ada pendingin ruangan. Nah kira-kira seperti itulah yang terjadi dengan bumi kita saat ini. 

Di satu sisi, kita sebagai insan sama-sama menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida (CO2). Di sisi lain, hawa terasa panas karena banyaknya aktivitas yang dilakukan, tetapi belum banyak yang ramah untuk lingkungan. Penyebab lainnya adalah penyaring udara yaitu pepohonan maupun hutan yang jumlahnya tak lagi menghijau. Sehingga dampaknya kian terasa oleh kita. 

Memang tidak mungkin untuk dapat benar-benar zero kita menghasilkan gas buang atau Net-Zero Emissions, karena bernapas saja kita sudah mengeluarkan zat karbondioksida. Akan tetapi dapat meminimalisir, agar pemanasan global dapat berkurang. 

Maka dari itu, pemerintah pun menargetkan selambatnya di tahun 2060, kita bisa mencapai Net-Zero Emissions. Namun tentunya perlu dukungan semua pihak. Tidak bisa hanya secara individu untuk bergerak mewujudkannya, tetapi kerjasama baik pemerintah, swasta, dan masyarakat. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda, harus turut andil juga. 

Dukung Net-Zero Emissions, Ini Ala Generasi Muda untuk Berpartisipasi 

Mayoritas penduduk Indonesia saat ini didominasi oleh Milenial 25.87%, dan Gen Z 27.94% (sumber: Indonesia baik.id). Terkenal dengan kreativitasnya dan praktis, kita sebagai generasi muda memiliki peran baik juga untuk berpartisipasi dukung Net Zero-Emissions, dengan cara yang tak perlu ribet tetapi rutin diterapkan, seperti berikut ini: 

Dok. FenniBungsu
Dok. FenniBungsu

A. Tas Kain Makin Membuat Fashionable

Bijak dengan kantung plastik sekali pakai, sudah digalakkan semenjak dikeluarkannya Peraturan Gubernur Nomor 142 Tahun 2019, sehingga pusat belanja (supermarket dan mini market) tidak lagi menyediakan kantung plastik. 

Hal tersebut wajar, karena kantung plastik sekali pakai bila menjadi sampah, maka lama untuk terurai dan ini tidak ramah untuk lingkungan. 

Dari situlah kita dapat menggunakan tas kain sebagai kantung belanja. Apalagi, fashionable-nya penampilan kita makin terasa, melalui bentuk goodie bag maupun totte bag dengan motif dan warna yang menarik. 

Dok. FenniBungsu
Dok. FenniBungsu

B. Punya Peralatan Pribadi Lebih Mengasikkan

Pernah gak sih merasa bahwa kalau pinjam atau memakai barang orang lain itu gak cool? Saya acap kali merasakan hal tersebut, karena kurang nyaman di hati. Terlebih lagi pandemi tiba mengharuskan kita menggunakan perlengkapan sendiri untuk meminimalisir penularan virus.

Makanya setiap bepergian, saya selalu mengusahakan untuk membawa botol minum (tumbler) yang bukan sekali pakai. Begitu juga tidak lagi menggunakan sedotan plastik. Terlebih lagi sekarang ini sudah banyak botol minum yang unik dan lucu. Manfaat lain membawa air minum sendiri adalah agar tidak mubazir dan dapat menghemat air bersih. Jadi tak ada sisa air minum yang tertinggal.

C. Makin Keren ke Kantor atau Kampus dengan Ini

Naik transportasi publik dan bersepeda menjadi aktivitas yang menyenangkan, ditambah lagi dengan berjalan kaki baik untuk sekadar berolahraga, maupun menuju ke tempat tujuan. Oleh karenanya, dapat menjadi langkah keren buat kita pergi ke kantor, kampus, dan ke sekolah. 

Selain menjadi lebih irit, dan membuat badan lebih bugar. Kita sekaligus turut menyumbang dalam mengurangi kepulan asap kendaraan bermotor.

D. Jangan Salah Ini Banyak Manfaatnya Loh

Saat mencetak kertas untuk pekerjaan, saya pernah salah di beberapa bagian paragraf. Jadilah daripada menggunakan kertas baru, saya kembali menggunakan kertas yang salah cetak tadi. Pertimbangannya karena dokumen tersebut masih untuk kalangan internal, sehingga dapat dimanfaatkan. Sedangkan untuk eksternal bisa mengirimkan melalui surat elektronik.

Nah mengurangi penggunaan kertas dengan memanfaatkan sisi yang kosong untuk nge-print selanjutnya, bisa membantu mengurangi sampah kertas, dan hemat pengeluaran kertas (baik dalam hal membelinya, maupun bahan baku pembuatannya). 

Dok. FenniBungsu
Dok. FenniBungsu

E. Dekatkan Penghijauan Mulai dari Sini

Tanam pohon di sekitar rumah menjadi kegiatan yang tak hanya melepas penat, tetapi juga dapat menghasilkan cuan. Hmm, meski begitu, di luar dari persoalan cuan ya, menanam pohon menjadikan udara di sekitar terasa segar, dan pemandangan juga menjadi lebih asri sehingga banyak gas CO2 (karbondioksida) yang dapat diserap tumbuhan.

Cara penanaman pun bisa dilakukan dengan ragam cara, disesuaikan dengan kondisi rumah kita. Bila memiliki halaman luas tentu akan banyak hal yang bisa dieksplorasi penataannya. Sedangkan untuk rumah minimalis, bisa dengan metode tanaman vertikal (vertical plant). 

F. Jargon Klasik, tapi Memang Kuncinya

Waktu masih kecil, mungkin kita familiar dengan kutipan bijak: "Hemat Energi jadi lebih Hemat Biaya". Itu memang benar adanya sih ya, karena hemat listrik maka pembayaran bulanan menjadi lebih irit. Ini menjadi acuan bagi kita untuk mengupayakannya misal dengan penggunaan lampu hemat energi, mematikan alat-alat listrik yang tidak digunakan dengan mencabutnya kabel saklarnya. 

Jadi, jangan biarkan bumi ini sendirian berkutat dengan gas emisi karbon. Apalagi kita bernaung, berpijak, tumbuh dan berkembang di sini. Tentunya ingin tempat tinggal yang nyaman dan harmonis.

Net-Zero Emissions dapat diusahakan dengan penerapan yang berkelanjutan dan kerjasama semua pihak. Mulai dari yang terdekat dengan diri kita, dan semua turut  berperan aktif juga. Yuk, semangat melalui 6 cara Generasi Muda dukung Net-Zero Emissions untuk masa depan bumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun