"Sambal sama dengan pedas". Pemikiran ini pernah terbesit pada saya ketika melihat ragam makanan yang tersaji. Belum lagi kalau melihat penampakan adanya biji cabai atau warna yang demikian tak lagi merona tapi justru membuat panasnya suasana karena sangking merahnya. Keringat pun saling berlomba untuk bercucuran. Lebay yah, hahah, ah sudahlah. Ini sebagai pembukaan saja tatkala kita akan membicarakan soal sambal, karena saya pernah ada pengalaman dengan sambal yang boleh dikatakan masih membekas di relung hati, ciee.
Sambal sebagaimana yang kita ketahui, tidak akan lepas dari yang namanya cabai entah itu yang merah atau yang hijau, entah pula yang keriting atau yang kecil alias rawit. Dalam pengolahan sambal agar halus pun ada dengan cara di blender maupun di ulek saja. Kemudian ada yang langsung disajikan bersamaan dengan santapan lain, ada pula yang ditumis lebih dulu. Semua cara itu demi tersajinya olahan makanan yang membangkitkan selera.
Hanya saja, tidak semua sambal itu pedas, tapi yang pedas bukan hanya sambal, kata-katamu juga bisa pedas yang menyayat sanubariku ini, eeaaa (Ini mah curcol edisi nggak jelas atau ada yang pernah mengalaminya nih jangan-jangan, hihi).
Mengapa sambal bisa tidak terasa pedas? Ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
- Jumlah rawit yang digunakan tidak banyak daripada jumlah cabai.
- Menambahkan gula/kecap di dalam olahan sambal.
- Orang tersebut tidak mengambil sambal sehingga ia tidak mencicipi rasa pedasnya.
Oleh karena itu, untuk membuat sambal agar terasa lebih pedas pastinya tergantung selera masing-masing. Yups, karena kondisi tubuh dan kepekaan lidah tiap orang itu tidaklah sama. Tak ayal bila ada level dalam tingkatan pedas itu sendiri, misalnya dari 1 hingga 25 dan semacamnya. Sebab mungkin saja si A sudah merasa sangat pedas saat di level 5, sedangkan B baru terasa pedas ketiika di level 15.
Kalau saya sendiri lebih suka sambal yang tidak terlalu pedas. Selain karena nggak suka kepedasan, asyiknya itu yang berasa dikit tapi nikmat, heheh. Favorit pun bagi saya dengan sambal matah, sambat terasi, sambal kecap manis, sambal ijo, dan sambal goreng
Perlu diwaspadai untuk kamu yang tidak suka atau belum terbiasa dengan sambal. Perhatikan baik-baik langkah menghadapi makanan pedas dengan saksama dan pahami kondisi tubuh. Sebab bukan tidak mungkin akan mengganggu sistem pencernaan. Kan nggak elegan juga hanya demi gengsi biar terlihat kece dihadapan orang banyak, kamu ceritanya sanggup nih makan sambal banyak-banyak, tapi kemudian toiletlah yang paling lebih dulu dicari (heheh). Jadi, berapapun level pedas dari suatu sambal pastikan bahwa kamu sanggup menghadapinya. Sampai jumpa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H