Mohon tunggu...
Amar FX
Amar FX Mohon Tunggu... Perusak Aspal -

Hanyalah seorang remaja

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Beton dan Besi

26 Maret 2016   11:07 Diperbarui: 26 Maret 2016   11:25 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Disini, disini, disini.

Ditanah ini, dulu kuhabiskan setiap sore hari.

Bersama teman atau sendiri.

Ditanah ini, dulu aku bermain bersama teman -temanku.

Berteman burung yang bernyanyi.

Didahan pohon yang menari.

Kekanan dan kekiri tiada henti.

 

Sampai di hari aku harus pergi.

Entah kapan aku kembali.

 

Bertahun -tahun aku pergi.

Akhirnya aku bisa berjalan kembali.

Bayangku melayang, rindu akan mereka mulai meradang.

 
Teman temanku sebagian sudah pergi, jadi TKI.

Sebagian masih disini, berdagang atau jadi petani.

 

Tetapi aku kecewa, tempat bermain kami telah raib.

Pohon -pohon rindangnya hilang.

Tergantikan oleh  angkuhnya bangunan -bangunan tinggi menjulang.

Apakah negeri ini hanya akan menjadi, hutan beton dan besi?.

Gunung Lawu. 24 februari 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun