Mohon tunggu...
fenia utami
fenia utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pembelajar

Pembelajar yang masih perlu belajar banyak.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ketahui Sindrom Makan Malam dan Dampaknya bagi Kesehatan

29 November 2021   12:30 Diperbarui: 29 November 2021   12:45 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sindrom makan malam. Sumber : www.waldeneatingdisorders.com

Ketika seseorang mengalami depresi, orang tersebut berusaha untuk meredam emosi dan pikiran negatif dengan berbagai cara salah satunya dengan menggunakan makanan sebagai salah satu coping mechanism. 

Dalam hal ini, makanan menjadi salah satu "pelarian" ketika seseorang mengalami tanda - tanda depresi (stress ataupun perasaan kesepian)  sehingga pelarian ini dapat memicu emotional hunger. 

Emotional Hunger menurut James A. Shilitio, dkk dalam penelitiannya merupakan suatu istilah yang menggambarkan coping mechanism dari perasaan - perasaan negatif dengan menggunakan makanan sebagai strategi untuk membuat perasaan negatif tersebut berkurang dan kegiatan makan ini tidak disebabkan karena perasaan lapar sesungguhnya seperti pada keadaan seseorang benar - benar lapar. Emotional hunger menjadi faktor yang menyebabkan NES pada seseorang terus terjadi secara berulang.

Jika melihat dari dampak yang ditimbulkan seperti obesitas, berat badan berlebih, penurunan kualitas tidur yang memicu timbulnya insomnia yang kemudian apabila tidak ditangani dapat menyebabkan peningkatan risiko terkena penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe -2, NES menjadi salah satu masalah yang perlu kerjasama berbagai elemen dalam mengurangi prevalensi dan mencegah terjadinya NES. 

referensi : satu, dua , tiga , empat, lima, enam,tujuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun