Senin (24/7/2023), Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik Inovasi Institut Pertanian Bogor - Mahasiswa KKNT IPB menginisiasi pembentukan kelompok tani di Desa Trajumas, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Mahasiswa KKN IPB lakukan penyuluhan pertanian sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan sektor pertanian di Desa Trajumas, Jawa Tengah. Selain sebagai mata pencaharian sebagian besar penduduk desa. Kekayaan alam serta letak geografis yang mendukung merupakan hal yang potensial untuk dikembangkan.Â
Dengan memaksimalkan potensi yang ada maka kemajuan di sektor pertanian akan meningkat yang akan turut serta mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun hal tersebut tak serta merta mudah diwujudkan karena banyak sekali kendala yang ditemui seperti hama dan penyakit yang menyerang tanaman pertanian. Untuk itu, penyuluhan pertanian ini mengusung tema "Efektifikasi Pemupukan dan Penggunaan Pestisida bagi Tanaman di Desa Trajumas".Â
Penyuluhan dilakukan oleh Ahmad Fahrur Rozi (Fakultas Pertanian), Gilang Pujiarti (Fakultas Pertanian), Tarisa Natania Ritonga (Fakultas Pertanian), Adithya Nurikhwan (Fakultas Pertanian), Feni Amyar Aningtiyas (Fakultas Kehutanan dan Lingkungan), Ainaini Salsabila (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), Muhammad Nur A'isy (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), Nazwa Nuradilla Putri (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), dan Ita Rahmah Wati (Fakultas Ekonomi dan Manajemen).Â
Penyuluhan ini disampaikan oleh Ahmad Fahrur Rozi sebagai pemateri dengan membahas mengenai jenis-jenis pupuk, pestisida, dan gulma pada tanaman padi. Dengan mengenali jenis gulma serta pestisida yang sesuai maka pengendalian gulma akan lebih mudah dilakukan.
Penyuluhan dihadiri oleh seluruh perangkat desa dan masyarakat di Kantor Balai Desa Trajumas. Acara berlangsung dari pukul 09.00 - 12.00 WIB. Desa Trajumas sendiri memiliki masalah yang serius dibidang hama pada sektor pertanian khususnya padi, yaitu adanya hama apon-apon (Salvinia) dan orong-orong (Gryllotalpa hirsuta).Â
Hama tersebut mengganggu tanaman utama yaitu padi karena jumlahnya yang sangat banyak dan sukar dimatikan. Peserta menunjukkan antusiasme dengan mengajukan pertanyaan mengenai cara pengendalian hama apon-apon (Salvinia) dan orong-orong (Gryllotalpa hirsuta) yang sangat mengganggu karena gulma tersebut menyebabkan persaingan hara diantara tanaman sehingga hasil akhir produksi padi tidak maksimal.
Desa Trajumas sendiri memiliki tanah yang bersifat asam dengan pH 5 yang menyebabkan penyerapan pupuk yang tidak maksimal karena unsur hara tidak dapat teretensi dengan sempurna akibatnya diperlukan penambahan Dolomit.
Penyuluhan pertanian ini tidak hanya membahas mengenai jenis-jenis pupuk, pestisida, dan jenis gulma namun juga dilakukan pembentukan Kelompok Tani bersama mahasiswa dengan tujuan memonitoring perkembangan pertanian yang ada di Desa Trajumas terutama mengenai permasalahan  yang muncul pasca penyuluhan. Harapannya dengan adanya kelompok tani masyarakat dapat bertukar informasi dan mengatasi permasalahan yang muncul di sektor pertanian bersama kelompok tani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H