Mohon tunggu...
Feni PujiSaputri
Feni PujiSaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya menulis mengenai kebudayaan, sains, dan hampir semua bidang saya suka menulisnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kesemarakan Terian Kuda Lumping di Era Moderen

5 September 2023   12:50 Diperbarui: 5 September 2023   13:14 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuda lumping atau bisa di sebut  Jaran kepang atau Jathilan merupakan tarian tradisional Jawa yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Namun kesenian ini berkembang di indonesia sebagai kesenian teradisional. Pada era moderen ini masi banyak orang-orang yang masi mengembangkan Tarian Tradisional seperti Kuda lumping.

Atraksi kuda lumping awalnya merupakan sebuah pertunjukan untuk merefleksikan semangat juang serta simbol perlawanan pasukan berkuda Pangeran Diponegoro saat melawan penjajahan Belanda. Namun dalam perkembangannya, pertunjukan ini memasukkan unsur spiritual. Dalam Tarian ini seringkali banyak kejadian mistis yang masi berkembang di era modern yang tak banyak orang mengetahui tarian Kuda lumping. Kuda lumping salah satu kerajinan yang sudah banyak dikenal masyarakat khususnya masyarakat Indonesia yang terbuat dari kerajinan rotan. Kerajinan rotan sudah cukup beredar luas di kalangan masyarakat yang biasanya digunakan untuk keperluan sehari-hari atau dalam event-event tertentu,seperti menyambut tamu kehormatan, acara kemerdekaan, ataus ebagai acara syukuran.

Tarian kuda lumping biasanya  dilakukan oleh para peria saja yang terdiri dari 4 sampai 6 orang penari. Tarian ini mengandung unsur hiburan dan religi,kesenian tradisional kuda lumping ini seringkali mengandung unsur ritual.  Dalam tarian ini mempunyari keunikan yang  menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut.

Tujuan dari mempertontonkan atraksi ini adalah para penari ingin memperlihatkan kekebalan tubuh mereka. Bahkan tak jarang pada saat pertunjukkan, para penari yang menaiki kuda anyaman tadi berjingkrak-jingkrak, melompat-lompat hingga tak jarang mereka berguling-guling di atas tanah. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa tarian ini adalah cerminan dari beberapa kekuatan supranatural yang dulunya digunakan oleh pejuang di kerajaan Jawa, untuk melawan pasukan Belanda melalui kekuatan non-militer.

Pertunjukan Trian Kuda lumping ini masi di lakukan dari daerah Desa Karyawangi pada acara hari kemerdekaan Indonesia yang ke-78 yang di meriahkan dengan berbagain adat intiadat aderah salah satunya Trian kuda luping. Dalam tarian ini warga berbodong-bondong untuk menyaksikan dan melakukan tarian tersebut dengan suka ria untuk memeriahkan acara HUT RI ke-78. Kesenian ini dilakukan untuk memerihakan dan melestarikan kesenian khas Jawa  di Era Moderen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun