Mohon tunggu...
Fengki Kau
Fengki Kau Mohon Tunggu... Operator - Guru

ARTIKEL ILMIAH, PENDIDIKAN, OLAHRAGA, BUDAYA, POLITIK, SOSIAL MASYARAKAT

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Literasi Siswa di Era Tantangan Global (Refleksi International Literacy Day)

8 September 2024   13:40 Diperbarui: 8 September 2024   14:43 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image Created : Fengki Kau

Globalisasi dan Tantangan Kritis dalam Literasi

Globalisasi membawa dampak besar terhadap perkembangan pendidikan, termasuk literasi. Dalam konteks ini, literasi tidak lagi hanya mencakup kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif, dan analitis dalam menyaring informasi dari berbagai sumber di seluruh dunia. Namun, tantangan yang dihadapi siswa di Indonesia adalah kurangnya keterampilan berpikir kritis yang diperlukan untuk menghadapi arus informasi global yang begitu besar. Menurut penelitian dari Prasetyo (2018), kemampuan berpikir kritis siswa Indonesia masih tergolong rendah, yang mengakibatkan mereka sulit untuk menganalisis dan memahami informasi secara mendalam.

Kemampuan literasi global, yang mencakup pemahaman lintas budaya dan kemampuan menggunakan berbagai media untuk mengakses informasi, juga masih terbatas. Di era global, literasi tidak hanya berkaitan dengan membaca buku dalam satu bahasa, tetapi juga memahami isu-isu global dan lintas budaya. Tantangan ini semakin kompleks dengan ketergantungan siswa terhadap informasi yang cepat, tetapi tidak selalu mendalam.

Upaya Mengatasi Tantangan

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, berbagai upaya perlu dilakukan. Penelitian oleh Suryani (2020) menekankan pentingnya pengembangan program literasi yang adaptif terhadap era digital, seperti mengintegrasikan literasi digital ke dalam kurikulum sekolah. Dengan adanya literasi digital, siswa dapat diajarkan cara yang tepat dalam mengakses, menganalisis, dan menggunakan informasi dari internet.

Selain itu, dukungan dari keluarga, sekolah, dan masyarakat menjadi faktor kunci dalam meningkatkan minat baca. Program-program literasi yang melibatkan partisipasi orang tua, seperti membaca bersama anak di rumah, dan menyediakan waktu khusus untuk kegiatan membaca di sekolah, dapat menjadi solusi untuk meningkatkan budaya literasi di kalangan siswa (Rahmawati, 2019).

Kesimpulan

Era global membawa tantangan besar bagi pengembangan budaya literasi di kalangan siswa. Tantangan tersebut mencakup pengaruh digitalisasi, rendahnya minat baca, kurangnya dukungan lingkungan, dan ketidakmampuan berpikir kritis dalam menghadapi arus informasi global. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya yang terstruktur dari berbagai pihak, mulai dari sekolah, keluarga, hingga pemerintah. Pendidikan literasi yang komprehensif, baik dalam bentuk literasi konvensional maupun literasi digital, harus menjadi prioritas agar siswa dapat beradaptasi dengan tantangan di era global dan menjadi individu yang literat serta siap menghadapi perkembangan zaman.

Referensi :

Faizah, N. (2016). Minat Baca Siswa di Era Digital: Sebuah Studi Kasus. Jurnal Pendidikan Indonesia, 23(2), 35-45.

Gunawan, H. (2017). Rendahnya Minat Baca di Kalangan Siswa Indonesia. Jurnal Literasi Indonesia, 12(1), 78-89.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun