Mohon tunggu...
Fengki Kau
Fengki Kau Mohon Tunggu... Operator - Guru

ARTIKEL ILMIAH, PENDIDIKAN, OLAHRAGA, BUDAYA, POLITIK, SOSIAL MASYARAKAT

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Literasi Siswa di Era Tantangan Global (Refleksi International Literacy Day)

8 September 2024   13:40 Diperbarui: 8 September 2024   14:43 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image Created : Fengki Kau

Pendahuluan 

Budaya literasi merupakan pondasi penting bagi perkembangan intelektual siswa, terutama dalam menghadapi era global yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat. Namun, tantangan dalam membangun dan memperkuat budaya literasi di kalangan siswa semakin kompleks, terutama dengan hadirnya berbagai pengaruh global yang dapat mengganggu fokus terhadap literasi konvensional. Penulis akan membahas beberapa tantangan yang dihadapi oleh siswa dalam membangun budaya literasi di era global, serta bagaimana cara mengatasi tantangan tersebut.

Pengaruh Digitalisasi terhadap Literasi

Salah satu tantangan terbesar dalam membangun budaya literasi di era global adalah pengaruh digitalisasi yang sangat masif. Siswa saat ini lebih cenderung mengakses informasi melalui perangkat digital dibandingkan buku cetak. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2018), siswa di era digital lebih sering membaca konten digital yang bersifat singkat dan visual, seperti media sosial, dibandingkan dengan membaca buku yang memerlukan konsentrasi dan waktu yang lebih panjang. Dampak dari hal ini adalah menurunnya minat baca buku dan literasi yang lebih dalam, yang mencakup pemahaman dan analisis kritis terhadap informasi.

Di sisi lain, literasi digital juga membawa tantangan baru, yaitu kemampuan siswa untuk memilah informasi yang akurat dari informasi yang keliru atau menyesatkan. Penelitian dari Haryanto (2019) menunjukkan bahwa banyak siswa yang kesulitan membedakan informasi yang valid dengan hoaks di internet. Hal ini berisiko menurunkan kualitas literasi karena siswa lebih banyak terpapar informasi yang tidak valid atau dangkal.

Rendahnya Minat Baca di Kalangan Siswa

Meskipun era global memberikan akses yang lebih luas terhadap berbagai bahan bacaan, salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah rendahnya minat baca siswa. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (2017) menunjukkan bahwa siswa Indonesia rata-rata hanya membaca buku non-pelajaran sekitar 1-2 buku per tahun. Rendahnya minat baca ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kurangnya kebiasaan membaca sejak dini, terbatasnya waktu luang, serta adanya gangguan dari media digital yang lebih menarik perhatian siswa.

Lebih lanjut, penelitian Faizah (2016) menunjukkan bahwa siswa cenderung memilih aktivitas yang lebih ringan dan menghibur, seperti bermain game atau menonton video di internet, dibandingkan membaca buku. Faktor-faktor ini mengindikasikan bahwa minat baca siswa di era global semakin terpinggirkan, meskipun akses terhadap bahan bacaan semakin mudah.

Kurangnya Dukungan Lingkungan dan Sarana

Tantangan lain dalam membangun budaya literasi di kalangan siswa adalah kurangnya dukungan dari lingkungan, baik di rumah maupun di sekolah. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2019) menemukan bahwa kurangnya sarana pendukung seperti perpustakaan yang memadai, serta minimnya program literasi yang diterapkan secara konsisten di sekolah, menjadi hambatan dalam meningkatkan budaya literasi di kalangan siswa.

Di sisi lain, dukungan dari lingkungan keluarga juga penting dalam membangun kebiasaan literasi pada anak. Menurut penelitian dari Hasanah (2017), orang tua yang tidak membiasakan membaca di rumah cenderung memiliki anak dengan minat baca yang rendah. Kurangnya dorongan dari keluarga dan sekolah menjadi salah satu tantangan yang serius dalam membentuk budaya literasi pada siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun