Mohon tunggu...
Fendi Utomo
Fendi Utomo Mohon Tunggu... Koki - simpel

Insan awam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengertian dan Sistem Kepercayaan yang Ada di Indonesia

10 Juli 2020   21:58 Diperbarui: 28 Mei 2021   15:28 7386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memahami pengertian dan sistem kepercayaan di Indonesia (unsplash/nick agus arya)

Kepentingan desa berarti kepentingan bersama. Sifat kerja sama antara rakyat dan pemimpinnya membentuk persatuan yang kuat, memunculkan kepercayaan, yakni memuja roh nenek moyang, memuja roh jahat dan roh baik bahkan mereka percaya bahwa tiap-tiap benda memiliki roh. Dengan demikian munculah Animisme, Dinamisme, dan Politeisme.

Animisme, animisme adalah kepercayaan yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda baik yang bernyawa maupun yan g tidak bernyawa memiliki roh. Roh mempunyai kekuatan gaib yang disebut mana. Disini roh pada benda-benda tertentu mempunyai pengaruh pada setiap manuisa. Sehingga tujuan agama disi adalah hubungan baik dengan roh-roh yang ditakuti dan dihormati itu dengan senantiasa menyenangkan hati mereka.

Baca juga : Kebebasan Menganut Ajaran/Aliran Kepercayaan Masih Diperlakukan Tidak Adil di Indonesia

Dinamisme, Istilah dinamisme berasal dari kata dinamo artinya kekuatan. Dinamisme adalah paham/kepercayaan bahwa pada benda-benda tertentu baik benda hidup atau mati bahkan juga benda-benda ciptaan (seperti tombak dan keris) mempunyai kekuatan gaib dan dianggap bersifat suci. Benda suci itu mempunyai sifat yang luar biasa (karena kebaikan atau keburukannya) sehingga dapat memancarkan pengaruh baik atau buruk kepada manusia dan dunia sekitarnya. 

Dengan demikian, di dalam masyarakat terdapat orang, binatang, tumbuh-tumbuhan, benda-benda, dan sebagainya yang dianggap mem- punyai pengaruh baik dan buruk dan ada pula yang tidak.

Benda-benda yang berisi mana disebut fetisyen yang berarti benda sihir. Benda-benda yang dinggap suci ini, misalnya pusaka, lambang kerajaan, tombak, keris, gamelan, dan sebagainya akan membawa pengaruh baik bagi masyarakat; misalnya suburnya tanah, hilangnya wabah penyakit, menolak malapetaka, dan sebagainya.

Politeisme, politeisme mengandung kepercayaan pada dewa-dewa. Dalam kepercayaan ini hal-hal yang menimbulkan perasaaan takjub dan dahsyat bukan lagi dikuasai oleh roh akan tetapi sudah dikuasai oleh dewa-dewa. 

Baca juga : Relevansi Kepercayaan Kuno Dengan Budaya Islam di Jawa

Dewa dalam politeisme mempunyai tugas sendiri-sendiri. Berlainan dengan roh Dewa diyakini lebih berkuasa. Oleh karena itu dalam kepercayaan ini bukan hanya memberi sesajen akan tetapi juga menyembah dan berdoan pada mereka untuk menjauhkan amarahnya dari masyarakat yang bersangkutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun