Mohon tunggu...
fendyhermansyah saputra
fendyhermansyah saputra Mohon Tunggu... -

tiada dusta diantara kita

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Unyil Menang Lawan Upin

2 Desember 2010   13:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:05 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JOMBANG - Sebagaimana terjadi Rabu (2/12), Timnas Indonesia berhasil menggebuk Malaysia dengan skor yang menyakinkan, 5-1. Kemenangan Negeri "Unyil" terhadap Negeri "Upin-Ipin" itu jelas bukan hal yang mudah terwujud. Pasalnya, kesebelasan tuan rumah sempat dikejutkan dengan gol Malaysia di pertengahan babak pertama.
Menilik lebih lanjut pertandingan itu, jelas, secara gamblang nampak begitu dominannya Firman Utina Cs. Bagaimana setiap lini, dikuasai oleh barisan anak-anak muda Indonesia. Penguasaan lapangan tengah yang dimotori Firman Utina. Di sisi sayap kanan, Oktavianus begitu merajalela memporak-porandakan sisi kiri pertahanan Negeri jiran.
Meski begitu, Malaysia bukan tanpa usaha. Sedari menit pertama, nyali mereka tak pernah surut. Tak nampak pula wajah ketegangan yang teramat. Padahal, tekanan dari suporter Indonesia begitu besar, terimbas permasalahan lain yang terjadi antara kedua negera. Dari sisi penguasaan jelas kalah. Mereka menggunakan formasi yang sama dengan Indonesia. Namun, sayap-sayap mereka tak berkembang.
Tapi, jika dilihat lebih detail, rupanya pemain-pemain negara kerajaan itu punya teknik yang mumpuni meski untuk skala Asean. Coba ingat, bagi pembaca yang kebetulan melihat pertandingannya, bagaimana setiap passing yang dilepaskan dari kaki pemain Malaysia. Begitu rapi. Kontrol bola juga memperlihatkan kelihaian teknik. Penjagaan bola, teknik melewati pemain nampak jelas dan seringkali mengelabui pemain Indonesia.
Padahal skuad Malaysia dihuni pemain-pemain muda. Mereka berjalan atas pola kerjasama yang rata, antara lini belakang hingga depan. Penempatan posisi telah dipahami. Setiap pemain pun terkesan mengetahui dimana teman mereka berada. Bahkan, kedua penyerang mereka punya skill diatas rata-rata. Buktinya, Hamka Hamzah dapat terkecoh dalam duel satu lawan satu hingga tercipta satu-satunya gol buat Malaysia.
Mereka, kalau boleh saya sebut sedang sial saja, karena dengan tekanan yang begitu hebat dari Indonesia. Saya yakin, jika pertandingan digelar di tempat netral atau malah kandang Malaysia, skor 5-1, bukan tak mungkin malah berbalik. Ini jadi "pelajaran" (bagaimana pemain Malaysia bermain) bagi Indonesia. Pertandingan pertama begitu berat diawali meski berakhir kemenangan telak.
Kelak, lawan kita lebih berat lagi. Laos, negeri yang tak pernah menerima poin dalam tiap turnamen sepak bola, tak dinyana bisa menahan imbang Raja Asean, Thailand, 2-2. Buah penantian selama 35 tahun, terjadi sebelum Indonesia vs Malaysia dimulai. Dua gol tersebut sempat membuat Laos unggul dua kali, hingga disamakan oleh pemain Negeri Gajah Putih. Artinya, itu peringatan bagi Indonesia di pertandingan selanjutnya.(ptl.red)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun