Mohon tunggu...
π”½π•–π•Ÿπ••π•£π•’ ℝ𝕖𝕀π•₯π•ͺπ•’π•¨π•’π•Ÿ
π”½π•–π•Ÿπ••π•£π•’ ℝ𝕖𝕀π•₯π•ͺπ•’π•¨π•’π•Ÿ Mohon Tunggu... Guru - Ilmuwan

Suka nulisΒ² yang ndak penting nyambi mulang siswaΒ² yatim.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Imunitas Guru Pasca PKKS

8 Februari 2021   14:55 Diperbarui: 8 Februari 2021   15:09 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain melakukan penilaian, tuntutan bagi guru adalah mempersiapkan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik. Kita semua sepakat bahwa guru memang perlu membuat RPP sebagai acuan pelaksanaan pada saat mengajar. Meski demikian, bentuknya jangan terlalu kaku dan administratif.Β 

RPP satu kali pertemuan saja bisa menyamai jumlah halaman novel karena saking banyaknya. Managerial yang baik tentu tidak demikian. RPP seharusnya dinamis yakni cukup satu atau dua lembar namun tetap komunikatif dan sistematis. RPP dinamis bisa dilihat dari mampunya menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat mengajar siswa.

Mengajar yang dilakukan oleh guru pada hakikatnya adalah mahakarya seni. Yah, memang seperti itu, guru yang paling mengetahui kondisi siswanya. Perlu kiranya otonomi khusus diberikan kepada guru ketika membuat rancangan pembelajaran. Kedaulatan pedagogik guru wajib ditegakkan.Β 

Umbar saja suasana pembelajaran yang terjadi tanpa harus saklek manut kitab kurikulum dari pemerintah. Biar suasana belajar menyenangkan dan menantang bagi pelaksananya. Guru hakikatnya bukanlah administrator tapi wujudkan guru sebagai aktor ulung yang mampu membuat harmonisasi indah

Wujud imunitas guru yang terbentuk

Pendidikan karakter sejatinya adalah keteladanan. Kurikulum terpenting di masa yang terkungkung dengan sakralitas angka rapot adalah keteladanan.Β 

Keteladanan yang terbentuk dari pribadi guru tersebut tentu akan dijadikan sebagai mentor oleh siswa ketika mewujudkan perilaku berkarakter. Seorang guru yang memiliki ide kreatif tentu sangatlah dibutuhkan untuk mengubah pembelajaran penting menjadi menarik. Karena kecenderungan siswa dalam pembelajaran adalah memerhatikan yang menarik tapi acuh terhadap yang penting.

Pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak terlepas dengan interfensi lingkungan sekitar. Guru diharapkan memiliki imunitas yang kuat ketika dihadapkan dengan proses pembelajaran yang tidak sesuai harapan, mengubah hal penting menjadi menarik, dan tuntutan administratif. Kesesuaian penilaian angka diharapkan tidak dijadikan acuan mutlak ketika melihat kemampuan siswa.Β 

Hal lain yang tidak tertulis dalam bentuk angka juga penting untuk disuguhkan dan dibekalkan kepada siswa-siswa kita. Jika nilai yang berwujud angka dapat terlihat hasilnya dalam waktu singkat, namun aspek lain yang bukan merupakan angka akan dirasakan dalam jangka panjang oleh siswa-siswa kita. Perlu haqul yakin dan adil dalam berpikir bahwa semuanya akan membuat siswa-siswa kita lebih siap menghadapi tantangan kehidupan di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun