Mohon tunggu...
𝔽𝕖𝕟𝕕𝕣𝕒 ℝ𝕖𝕤𝕥𝕪𝕒𝕨𝕒𝕟
𝔽𝕖𝕟𝕕𝕣𝕒 ℝ𝕖𝕤𝕥𝕪𝕒𝕨𝕒𝕟 Mohon Tunggu... Guru - Ilmuwan

Suka nulis² yang ndak penting nyambi mulang siswa² yatim.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sampan Kayu Asmuji

21 Januari 2021   16:09 Diperbarui: 21 Januari 2021   16:15 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ooh, mbak rina mas. Kayak ndak ada tempat lagi mas, foto istri kok ditaruh disitu mbok ya dsini mas," sambil nduding dada seraya menunjukkan ke Asmuji bahwa wanita ditempatkan dihati.

"ini tadi istri ku purik, dia kemakan omongan sama mbak Yanti belakang rumah mu pas,"

"mas , kalau cari nafkah yang baik-baik saja, inget tole mas!"

Mas itu sudah kesuwur didesa kalau punya apa-apa dilaut, bahkan aku waktu beli sayur di pasar kemarin ketemu sama bik sima, juga sama cerita tentang mas kayak gitu. Asmuji cerita sambil nenteng foto itu ngalor ngidul didepan Yono.

"yang bikin saya nelongso itu, aku dibilang kawin sama nyi ratu"

"ayolah, aku cari nafkah sampai hampir mati di tengah laut bukan karena macem-macem tapi karena istri anak ku biar urip No", mata Asmuji berkelinang yang seakan  ditahan agar tidak menangis di depan Yono.

"iya mas, terus mas gimana sekarang?," sambil duduk di depan sampan Asmuji yang sudah disiapkan untuk melaut.

"ya sudah , biar kan saja. Aku tak diam aja No itu lebih baik daripada harus ngedumel didepan istri yang memang aku sendiri ndak melakukan itu"

Asmuji seakan pasrah dengan keadaan rumah tangganya. Memang pribadi Asmuji terkenal pendiam tidak suka banyak omong tapi jangan salah kalau dengan orang baru dia berusaha untuk meng akrab i dulu. Itu terjadi sama istrinya yang ceritanya kesengsem dengan Asmuji karena sikapya yang mudah bergaul dan ramah.

"Lo mas kemana? Masih sore ini mas.

"kamu jangan tanya melulu No, ayo bantu aku".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun