Hal yang menjadi kritikan yaitu adanya beberapa kejanggalan cerita. Peluru yang dipakai Yi-An didapat dari mana padahal sudah menembak berkali-kali tapi tidak habis-habis. Memang di tas ada stok isi peluru, namun apakah bisa menampung seluruh peluru yang dipakai selama 10 tahun.
Yi-An jago menembak pun patut dipertanyakan. Terlebih di masa Dinasti Goryeo belum ditemukan pistol sehingga tidak ada yang mahir dan mau melatihnya menggunakan alat itu.
Adegan kebut-kebutan menggunakan mobil pegawai bea cukai juga patut dipertanyakan kenapa semudah itu mendapatkan beberapa kali mobil polisi. Seceroboh itukah polisi memarkirkan mobilnya.
Jam yang dipakai Yi-An juga masih berfungsi padahal sudah 10 tahun. Mengingat jam manual ataupun jam digital pasti butuh baterai untuk menggerakkan jarum jam terlebih ada beberapa adegan yang berada di dalam air.
Kejanggalan lainya yakni keluar masuk dimensi waktu, tanpa ada perbedaan fisik orang tersebut. Bisa ditafsirkan orang yang punya mesin waktu bisa kesana kemari tanpa mengalami penuaan. Tidak dijelaskan portal waktu tersebut apakah akan mengganggu realita saat ini.
Film ini menampilkan adegan klasik yang identik pemain menggunakan kostum lokal korea dengan laga permainan silat dan terbang-terbangan serta adanya sihir di luar nalar.
Namanya juga film fantasi jadi bisa sebebas tanpa batas penulis menggambarkan kejadian dalam film. Bagi penikmat film, cerita bebas mengimajinasikan sesuatu tetapi sebisa mungkin ada penjelasan logisnya supaya penonton mudah memahami dan mengerti jalan ceritanya.
Film Alineoid: Return to the Future berhasil menghadirkan visual effect yang tak kalah bagus dibandingkan film sekelas marvel dan DC. Supaya dapat menikmati audio dan visual yang maksimal, Disarankan menonton film ini di bioskop yang memiliki studio layar lebar atau format 4DX.
Selamat menonton!
========
Baca juga: