Mohon tunggu...
efendi
efendi Mohon Tunggu... Lainnya - felix

Bloggercrony. Single Parent. Kagama.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gerbong Tiga, Senja Kota

17 Januari 2024   23:10 Diperbarui: 30 Januari 2024   06:47 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kereta yang aku naiki akhirnya sampai juga di stasiun Jatinegara.

"Telat 10 menit. Mungkin karena masa liburan, banyak kereta tambahan jadinya lebih lambat." Gumamku dalam hati.

Aku keluarkan handphone, kemudian aku balas pesan whatsapp yang masuk.

+ "Dah Jtgr"

- "Sampe depok jamber?"

+ "plg 18.30 ntar kalo dah otw manggarai. Kan hrs transit dulu."

- "ntar kabari aja kalo dah di krl depok y?"

+ "Jemput jangan telat."

- "Biarin biar marah2 lagi. Mau langsungan atau pulang dulu?"

+ "Pulang dulu lah. Mandi trus ntar cari makmal. Hbs jalan jauh, simbahku dulu tu bilang pulang mandi dulu biar sawangnya ilang. Dah wangi br jl."

- "Mau kmna emang jdna? HI pasti penuh bgt ihh."

+ "HI/Monas.. mn yg enak aja lah"

- "Hujannnn"

+ "Mendung emang dmn2. Sepanjang jalan td awan tebel."

- "Tahun baru sih."

+ "Mau makan dimana?"

- "Ntar makan dulu ke cianjur yak. Laper banget pingin mukbang. Eh apa bakso prasmanan aja dulu yak.. yg berkuah. Lagi sariwan"

+ "Bebas mau apaan kamu"

- "Ini dah mo turun manggarai. Transit dulu."

+ "Pocin aj mau? Aku sekalian anterin pesenan"

- "Okey."

+ "Apa mau debar?"

- "Ga. Pocin aja. Pas banget pengen jus."

+ "Okee yaudah berarti pocin."

- "Bw helm"

+ "Jam 6 di pocin. Tunggu dlm aj"

- "Dah naik krl depok ni. Sampe pocin jam 17.50"

+ "Dah mo ui ni. Aku di gerbong 3 jd jalan jauh buat keluar peron. Tunggu ya"

Obrolan itu diakhiri balasan depan stasiun Pondok Cina.

Tak berapa lama, aku dah celingak-celinguk keluar stasiun Pondok Cina. Tampak banyak pengendara sepeda motor yang ngetemp depan stasiun jadi keder mencari bayangan orang yang kirim pesan itu. Tak kunjung tampak menemukannya padahal gambarnya udah bener posisi disitu.

"Heh" suara itu pun terdengar dari orang yang duduk diatas motor dalam berkerumun. Hampir saja aku mau duduk di teras stasiun dan nelpon orang itu.

Aku pun tersenyum, berjumpa dengannya.

...

Langit senja sudah menyelimuti kota. Jalanan masih basah setelah diguyur hujan dari siang. Terlihat masih banyak pengendara sepeda motor yang memakai mantel. 

"Bungkus aja" katanya

"Ga mau makan disini?" kataku sambil muka kusem nahan lapar.

"Biar ga kemaleman. Katanya mo pergi lagi kan? Aku nunggu depan ya"

Aku pun turun dan masuk warung jus.

Setelah mengantri sebentar, aku pun memesan jus buah naga kesukaannya dan jus mangga kesukaanku.

"Yang besar ya mbak bungkus. Bisa pake QRIS?" tanyaku ke kasir.

"Bisa kak" jawab petugas itu sambil menuliskan pesanan di kertas.

Langsung saja aku ambil ponsel dan sken barcode. 

"Berapa mbak?" tanyaku

"33 ribu kak" jawab mbak kasir.

Sambil menuliskan nominal pembayaran. Aku pun menerima struk pembelian. Kemudian duduk menunggu dipanggil antrian pengambilan.

Aku sering ke warung ini untuk sekedar minum jus di akhir pekan. 

Kenal warung ini sebenarnya saat di Jakarta sewaktu pulang dari jalan-jalan ke Pantai Indah Kapuk. Beberapa minggu setelah itu dia memberi tahu kalau warung jus ini sudah buka cabang di Margonda. Jadinya tiap ingin minum jus, aku pun kesini. Rasa jusnya enak, porsinya jumbo dan tempatnya luas. Tersedia tempat minum dan nongkrong di lantai 2. Banyak varian cemilan juga.

Setelah dipanggil antrian, aku pun keluar dari warung dan menuju ke dia yang sudah menunggu diatas motor matik. Kita berdua pun tancap gas lagi.

"Dah mo tahun baru ni.. apa resolusimu?" tanyaku ke dia saat berhenti di lampu merah.

"Selalu bersamamu, itu resolusikah?" jawabnya sambil melirikku.

"Keknya bukan deh. Kan udah."kataku sambil tersenyum dalam hati.

"Gapapa lah. Kan di-repeat." Kelakarnya.

"Ihh.. emang deposit0.. hehe" Kataku

Lampu hijau pun menyala, sepeda motor kita pun kembali melaju menembus senja kota.

Sesampai di rumah, aku pun langsung mandi biar lebih seger.

--------

Baca juga:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun