FATHONAH ( Kecerdasan)
Nabi Muhammad yang mendapat karunia dari Allah dengan memiliki kecakapan luar biasa (genius abqariyah) dan kepemimpinan yang agung (genius leadership -- qiyadah abqariyah. Tetapi Nabi Muhammad telah dituduh tukang sihir dan orang gila. Namun Nabi Muhammad selaku pemimpin yang cerdas dan mempunyai kepemimpinan yang agung bisa menyatukan puak-puak yang terpecah-pecah tanpa prestasi budaya menjadi suatu masyarakat yang beriman dan bertakwa.
Memang benar dalam perang badar kaum muslimin yang jumlahnya lebih sedikit dibanding dengan pasukan Quraisy mampu mengalahkan mereka, ini dikarenakan bukan karena mukjizat semata, namun lebih banyak karena kepemimpinan Nabi Muhammad yang berhasil menanamkan keimanan, ketakwaan, kesetiaan dan semangat juang untuk membela kebenaran dan mempertahankan hak selain mendapat bantuan Allah.
Kesuksesan Nabi Muhammad sebagai seorang pemimpin umat memang telah dibekali kecerdasan oleh Allah SWT. Kecerdasan itu tidak saja diperlukan untuk memahami dan menjelaskan wahyu Allah SWT. Disini kecerdasan yang diterima oleh Nabi Muhammad dari Allah SWT juga disebut dengan istilah Fathonah. Nabi Muhammad di bekali kecerdasan atau fathonah karena beliau mendapat kepercayaan Allah SWT. untuk memimpin umat, karena agama Islam diturunkan untuk seluruh manusia dan sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Oleh karena itu diperlukan pemimpin yang fathonah atau cerdas yang akan mampu memberi petunjuk, nasihat, bimbingan, pendapat dan pandangan bagi umatnya, dalam memahami firman-firman Allah SWT.
Beliau bukan hanya menjadi pemimpin dalam urusan agama saja, tetapi lebih dari menjadi pemimpin dalam segala hal mulai dari ekonomi, sosial, hingga dalam masalah pendidikan
Dalam mendidik dan berdakwah Nabi Muhammad saw. telah dibekali dengan kecerdasan dengan diberikan ilmu pengetahuan oleh Allah sendiri melalui Malaikat Jibril. Turunnya surat Al-Alaq 1-5 memberi bukti bahwa Nabi diperitahkan untuk membaca yang berarti diperintahkan padanya untuk menggali ilmu pengetahuan. Sebagai jalan pendidikan dan dakwah dijadikan sarana untuk mentransfer ilmu pengetahuan yang telah beliau sampaikan.
Kecerdasan Muhammad memang telah nampak sejak kecil, dan berkembang setelah dewasa menjadi seorang pemuda yang dikenal masyarakatnya sebagai pemuda yang jujur dan baik. Kecerdasan beliau merupakan suatu hikmah yang dianugerahkan Allah kepada beliau dengan sifat kearifan yang selalu ditampakkan. Hal ini sesuai firman Allah surat al-Baqarah ayat 269:
[:]
"Allah menganugerahkan al-hikmah (kepemahaman yang dalam tentang Al-Qur'an dan as-Sunnah) kepada siapa yang dikehendakinya. Barang siapa yang dianugerahi al-hikmah itu ia benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Hanya orang-orang yang berakallah (ulul albab) yang dapat mengambil pelajaran dari firman Allah." (Q.S. Al-Baqarah :269)
Dalam upaya memberi pendidikan dan pengajaran tentunya diperlukan seorang pemimpin yang cerdas yang dapat memberi kepahaman kepada muridnya ketika menyampaikan hal-hal yang akan disampaikan. Oleh karena itu Allah telah menjadikan Nabi Muhammad saw. seorang yang ummi dengan bahasa yang fasih dan dapat diterima ketika beliau menyampaikan bukti bahwa kecerdasan yang diwujudkan dalam gaya memimpin Nabi yang tidak akan pernah dimiliki oleh manusia biasa seperti kita.