Mohon tunggu...
FelSis
FelSis Mohon Tunggu... Freelancer - Felicia Siswanto

Felicia Siswanto

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Stem Cell: Pahlawan yang Ditolak

25 Agustus 2019   20:41 Diperbarui: 25 Agustus 2019   21:41 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat datang para pembaca sekalian! Di sini saya akan membicarakan mengenai stem cell dan kontroversi yang ditimbulkan oleh stem cell. Nah, mungkin ada diantara para pembaca sekalian yang belum mengerti tentang stem cell. Dengan menyimak penjelasan di bawah, saya harap anda para pembaca akan lebih mengerti mengenai stem cell. Silahkan membaca!

Tubuh kita terdiri dari berbagai komponen kecil yang disebut sel. Masing-masing sel tersebut memiliki pekerjaan dan tugas mereka yang berbeda dari sel yang lain, misalnya sel darah merah. Sel darah merah memiliki tugas untuk membawa oksigen dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Sel darah merah tentunya memiliki fungsi yang berbeda dengan sel darah putih, yang bertugas untuk menjaga imun tubuh dan melawan berbagai penyebab penyakit di dalam tubuh kita. Namun, tahukah Anda bahwa sel-sel tersebut tidak dapat membelah? Apa yang akan terjadi bila sel-sel tersebut rusak?

Mari berkenalan dengan stem cell atau sel punca. Stem cell atau sel punca merupakan sel-sel yang belum terdiferensiasi sehingga tubuh dapat memodifikasi sel-sel tersebut sesuai dengan keperluan tubuh.  Stem cell memiliki karakteristik yang unik yaitu dapat membelah dan memperbanyak dirinya berkali-kali. Stem cell juga dapat berubah menjadi jenis sel lain dengan fungsi yang spesifik untuk memperbaiki jaringan atau menggantikan sel yang rusak.

Dengan kata lain, stem cell merupakan sel-sel yang belum memiliki pekerjaan khusus, dapat membelah dan memperbanyak diri, dan tubuh dapat memberi sel tersebut pekerjaan yang spesifik untuk memperbaiki bagian yang rusak.

Stem cell dibedakan menjadi dua jenis: stem cell dewasa dan stem cell embrionik. Stem cell dewasa merupakan sel yang sudah berkembang dan terspesialisasi namun masih dapat berdiferensiasi menjadi sel yang lebih spesifik. Biasanya stem cell dewasa ditemukan diantara sel-sel yang telah berdiferensiasi, misalnya pada sel otot. Stem cell dalam sel otot termasuk stem cell dewasa, karena saat membelah hanya dapat menghasilkan stem cell khusus untuk sel otot, namun masih dapat berdiferensiasi menjadi jenis sel yang lebih spesifik. Stem cell embrionik, sesuai namanya, merupakan sel yang diambil dari embrio, dari sel telur yang difertilisasi secara in vitro dalam klinik maupun laboratorium. Stem cell embrionik merupakan sel yang pluripotent, yang berarti stem cell embrionik dapat berubah menjadi semua jenis sel dalam tubuh.

Nah, sekarang mari beralih ke manfaat dari stem cell. Stem cell memiliki berbagai manfaat. Dengan stimulan yang tepat, stem cell dapat berperan menggantikan berbagai jenis sel, dan stem cell dapat memperbaiki jaringan yang telah rusak dengan kondisi yang tepat. Penggunaan stem cell paling banyak adalah untuk menyembuhkan penyakit leukemia, anemia bulan sabit, dan penyakit kekebalan tubuh lainnya. Dalam menyembuhkan penyakit-penyakit ini, stem cell yang digunakan merupakan hematopoietic stem cell yang merupakan sel penghasil sel darah merah (digunakan untuk transport oksigen) dan sel darah putih (penjaga imun dan kekebalan tubuh), biasanya ditemukan dalam sumsum tulang manusia. 

Selain itu, stem cell juga dapat digunakan untuk memperbaiki kerusakan organ-organ pada manusia. Pada saat ini, bila terjadi kerusakan organ maka akan diperbaiki dengan mengganti organ yang rusak tersebut dengan donor organ, namun tidak banyak organ yang tersedia untuk didonorkan dan organ tersebut dapat saja 'ditolak' oleh tubuh penerima donor karena sistem imun tubuh mengiranya sebagai benda asing. Dengan mengembangkan organ sehat menggunakan stem cell yang berasal dari tubuh orang tersebut, organ baru yang telah ditanamkan akan memiliki kemungkinan lebih kecil untuk 'ditolak' oleh sistem imun tubuh orang tersebut. Dengan cara ini, para dokter dapat menyembuhkan pengidap penyakit jantung dengan mengembangkan sel-sel jantung yang sehat menggunakan stem cell dari orang tersebut. Para penderita diabetes tipe 1 juga dapat merasakan manfaat dari stem cell dimana stem cell pankreas dapat dikembangkandan menggantikan pankreas penderita dengan pankreas yang sehat dan dapat memproduksi insulin.

Nah, para pembaca sekalian telah mengerti tentang definisi, jenis, dan manfaat stem cell. Ternyata stem cell memiliki banyak sekali manfaat dan dapat digunakan untuk menyelamatkan banyak orang dari berbagai penyakit. Sekarang, saya mengajak para pembaca sekalian untuk sedikit 'berkenalan'dengan bioetika. Bioetika atau bioethics adalah salah satu cabang ilmu etika terapan yang mencakup ilmu filosofi tentang etika dalam obat-obatan, hukum kesehatan,antropologi kesehatan, sosiologi kesehatan, kesehatan politik, kesehatan ekonomik,dan bahkan sedikit bagian dari obat-obatan.  Bioetika telah menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting dalam menghadapi berbagai akibat yang muncul dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat pada masa globalisasi ini. Pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan pengelolaan permasalahan/dilema etik seringkali menjadi penentu baik-buruknya dampak ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap kemanusiaan.

Apa sih hubungan stem cell, jenis, dan manfaatnya dengan bioetika? Dalam penggunaannya, stem cell menghasilkan banyak kontroversi. Beberapa orang tidak setuju dengan penggunaan stem cell, terutama embrionik stem cell, karena berbagai alasan, salah satunya adalah untuk melaksanakan riset dan menggunakan embrionik stem cell, janin atau sel blastula (sel embrio yang telah dibuahi) harus dihancurkan sehingga embrio tersebut tidak dapat bertumbuh menjadi seorang manusia. Tentunya hal tersebut kurang sesuai dengan bioetika. Dalam perdebatan ini terdapat dua sisi yang berbeda, namun kedua sisi tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menjaga kelangsungan hidup manusia. Lalu, apakah yang diperdebatkan? Yang menjadi masalah adalah cara pandang mengenai blastula atau janin itu sendiri.

Dalam beberapa sudut pandang, sel blastula belum diindentifikasi sebagai seorang manusia karena sel blastula masih harus menempel pada dinding uterus dan masih harus melalui banyak perkembangan. Sel blastula atau janin masih dianggap sebagai "sel", bukan manusia, dan masih bergantung pada sang ibu. Selain itu, klinik fertilitas setiap tahun membuat sel blastula yang lebih dari kebutuhan dan terkadang harus menghancurkannya. Dari sudut pandang ini para pendukung teori tersebut menganggap bahwa penggunaan embryonic stem cell untuk penyembuhan dan riset meskipun dalam pelaksanaannya harus menghancurkan sel janin atau blastula adalah hal yang diperbolehkan karena penggunaan stem cell tersebut dapat menyelamatkan hidup orang dan sel janin atau blastula itu sendiri belum dapat disebut manusia sehingga hal tersebut bukan merupakan pembunuhan dan apabila klinik fertilitas memang membuat sel blastula yang berlebihan, akan lebih baik bila sel tersebut dimanfaatkan untuk riset dan kesehatan, bukan dihancurkan.

Di sisi lain perdebatan tersebut, blastula atau janin telah dianggap memiliki hak hidup seperti manusia yang telah lahir dan berkembang. Blastula atau janin bila tidak dihancurkan dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan dan dengan begitu dapat terlahir sebagai seorang manusia. Penggunaan embryonic stem cell yang harus menghancurkan sel blastula atau janin dalam pelaksanaannya sama saja dengan membunuh janin tersebut karena dengan menghancurkan sel blastula, baik untuk riset maupun untuk penyembuhan, berarti mencegah janin atau sel blastula tersebut bertumbuh, berkembang, dan terlahir menjadi manusia sepenuhnya.

Berdasarkan kedua sisi dan sudut pandang yang telah saya jabarkan di atas, maka para pembaca sekalian dapat melihat bahwa diantara kedua sisi tersebut, tidak ada yang sepenuhnya salah maupun benar. Kedua sudutpandang tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk melindungi hidupmanusia, namun ditempuh melalui pilihan, pikiran, dan pendapat yang berbeda. Saya sendiri juga memiliki pemikiran dan pendapat pribadi mengenai perdebatan ini.

Saya berpendapat bahwa penggunaan embryonic stem cell untuk riset maupun untuk penyembuhan dimana dalam pelaksanaannya harus merusak sel blastula atau janin bukan merupakan pembunuhan. Dengan kata lain saya setuju dengan penggunaan janin untuk mengembangkan stem cell, selama penggunaannya mendapatkan persetujuan dan tidak melanggar hukum yang berlaku. Yang saya maksud dengan 'mendapatkan persetujuan' adalah para peneliti, dokter, dan berbagai orang dari profesi lainmendapatkan persetujuan dari pemilik sel telur dan sel sperma dari janin atau blastula yang akan digunakan untuk penyembuhan maupun riset, dam tentunya tidak melanggar hukum yang berlaku dalam negara yang bersangkutan (diperbolehkan menggunakan sel janin untuk penyembuhan dan riset). Nah, mungkin pendapat saya sama dengan pendapat para pembaca sekalian, namun mungkin juga pendapat saya sama sekali berbeda. Namun, sekali lagi komentar yang saya sampaikan di atas merupakan pendapat, bukan berarti sudut pandang yang lain dari pendapat saya tersebut adalah salah. 

Daftar Pustaka:

https://stemcells.nih.gov/info/basics/4.htm

https://www.medicalnewstoday.com/articles/323343.php

https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=what-are-stem-cells-160-38

https://www.yourgenome.org/facts/what-is-a-stem-cell

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2563274/

http://pasca.ugm.ac.id/v3.0/prodi/id/30

https://www.eurostemcell.org/embryonic-stem-cell-research-ethical-dilemma

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun